POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Dampak dari perang dagang global yang memicu kenaikan tarif impor mulai dirasakan oleh para perajin tahu dan tempe di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Kenaikan harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu memaksa para perajin untuk memperkecil ukuran produk mereka demi mempertahankan kelangsungan usaha.
Salah satu perajin tempe, Yessi Sumiati, mengungkapkan bahwa harga kedelai impor yang sebelumnya sebesar Rp 9.000 per kilogram, kini melonjak menjadi Rp 10.500 per kilogram.
"Dulunya bisa produksi sampai 2 kuintal per hari, saat ini hanya sekitar 1 kuintal saja. Ukuran tempenya juga terpaksa kita kurangi demi menyesuaikan kenaikan harga bahan bakunya," jelas Yessi saat diwawancara, Rabu (30/4/2025).
Baca juga: Perajin Tahu Tempe Menjerit, Harga Kedelai Impor Naik Imbas Perang Dagang AS
Kenaikan harga kedelai yang drastis membuat biaya produksi para perajin membengkak.
Kondisi ini diperparah dengan banyaknya pelanggan yang mengurangi pesanan atau bahkan berhenti sama sekali.
"Kebijakan tersebut ditempuh lantaran banyak pelanggan yang biasanya rutin mengorder tahu tempe mendadak mengurangi pesanan," ungkap Yessi.
Hal ini menyebabkan produksi tahu tempe mereka anjlok dari biasanya.
Untuk tetap bertahan di tengah tingginya biaya produksi, para produsen tempe terpaksa mensiasatinya dengan cara memperkecil ukuran tempe.
Baca juga: Harga Kedelai Naik di Madiun, Perajin Terpaksa Perkecil Ukuran Tempe
Mereka pun enggan menaikkan harga jual tempe, karena khawatir hal tersebut akan berimbas pada daya beli konsumen.
Saat ini, harga tempe dijual sekitar Rp 10.000 untuk 16 bungkus, tergantung dari ukuran tempe.
Para perajin berharap pemerintah dapat turun tangan untuk menstabilkan harga kedelai, sehingga mereka bisa mendapatkan bahan baku dengan harga terjangkau dan tetap mampu berproduksi di tengah kondisi sulit ini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang