Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka Berturut-turut Keluarga Pekerja Tambang yang Dibunuh Sopir Travel di Luwu Timur

Kompas.com, 21 November 2024, 17:37 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Air mata RS dan keluarganya belum kering ketika mendengar kabar tewasnya perempuan berinisial JS, kerabatnya. Padahal beberapa waktu sebelumnya, mereka baru saja memakamkan neneknya.

JS dibunuh sopir travel yang mengantarnya dari tempat tinggalnya di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), menuju kota tempat kerjanya di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).

“Pastinya shock berat. Karena kita baru saja bertemu di kampung, mengantar jenazah oma dari Palopo untuk dimakamkan. Baru-baru melepas sedih, air mata belum kering, ikut lagi JS,” ujarnya, Senin (18/11/2024), dikutip dari Tribun Toraja.

Jasad pekerja tambang tersebut ditemukan di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel, Rabu (13/11/2024).

Baca juga: Kronologi Pekerja Tambang di Morowali Diperkosa, Dibunuh hingga Mayatnya Dibuang ke Jurang

RS mengenang, JS merupakan sosok yang tegar dan cerdas. JS lulus dari kuliahnya di sebuah perguruan tinggi di Palu, Sulteng, dengan predikat cumlaude.

“Selain sosok yang kuat, dia juga anaknya rajin dan juga pastinya berprestasi. Itu bisa kita lihat waktu semasa dia bersekolah, menempuh pendidikan, dia sering juara kelas," ucapnya.

Jenazah JS dimakamkan di Kecamatan Sangalla Selatan, Kabupaten Tana Toraja, Sulsel, di permakaman yang sama dengan ayah dan neneknya.

Menurut RS, JS sewaktu berusia 7 tahun ditinggal ayahnya untuk selamanya. Ia kemudian tinggal bersama tante, kakek dan nenek di Palopo.

Baca juga: Pembunuh Wanita yang Mayatnya Ditemukan di Luwu Timur Ditangkap, Pelaku Sopir Travel yang Ditumpangi Korban

Dibunuh sopir travel


Pembunuhan itu terjadi ketika korban hendak menuju tempat kerjanya di Morowali. 

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono mengatakan, korban menaiki mobil travel. Ia merupakan satu-satunya penumpang dalam mobil tersebut.

Sebelum membunuh JS, pelaku bernama Andi Gugun alias Akmal (23) memerkosa korban di daerah Gunung Kayulangi, Kecamatan Mangkutana, Luwu Timur, Selasa (12/11/2024) dini hari.

Baca juga: Warga Temukan Mayat Perempuan di Luwu Timur, Keluarga Beberkan Kejanggalan, Apa Saja?

Korban sempat mengancam akan melaporkan pelaku ke polisi. Namun setelahnya, pelaku menyerang korban hingga JS tak berdaya. Pelaku juga mengambil perhiasan korban.

"Setelah mengambil perhiasan korban, pelaku kemudian membuang korban ke jurang," ungkapnya, Rabu (20/11/2024).

Usai kabur, pelaku kembali ke Parepare, Sulsel, untuk menyeberang ke Kalimantan Timur menggunakan kapal laut.

"Pelaku berhasil ditangkap di Kalimantan, kemudian dibawa kembali ke Makassar. Pelaku sekarang sudah ditahan dan dalam proses hukum," tutur Yudhiawan.

Baca juga: Sebelum Bunuh dan Buang Mayat JS di Jurang, Sopir Travel di Luwu Timur Perkosa Korban

Sumber: Kompas.com (Penulis: Hendra Cipto | Editor: Robertus Belarminus)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunToraja.com dengan judul Jessica Sollu di Mata Keluarga di Batuallu Sangalla Tana Toraja, Lulusan Cumlaude Untad Palu

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau