MAKASSAR, KOMPAS.com - Puluhan ibu-ibu yang merupakan orangtua murid Sekolah Dasar (SD) Inpres Pajjaiang, melakukan unjuk rasa meminta agar pemerintah segera menyelesaikan polemik penyegalan sekolah oleh ahli waris.
Puluhan ibu-ibu itu menggelar unjuk rasa di depan SD Pajjaiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (15/10/2024) sore.
Arus lalu lintas pun sempat mengalami macet akibat aksi puluhan ibu-ibu tersebut.
Sambil menyampaikan aspirasi, mereka juga membawa spanduk yang berisi berbagai tulisan protes agar para murid diberikan tempat layak dan nyaman untuk belajar.
Salah satu orangtua murid, Hamdiani (48) mengatakan, para orangtua melakukan unjuk rasa karena sudah merasa tidak nyaman lantaran kurun waktu hampir tiga bulan proses belajar murid dialihkan di beberapa sekolah.
Hamdiani mengaku, beberapa murid SD Inpres Pajjaiang kerap mendapatkan intimidasi atau bullying oleh murid lain karena dianggap hanya menumpang.
"Karena anak-anak kami sudah mendapatkan perundungan, istilahnya ada intimidasi. Bentuk intimidasinya, mereka dipalak sama anak SD yang ditempati numpang," ungkap Hamdiani kepada Kompas.com, ditemui usai unjuk rasa.
Baca juga: Penjelasan Kadisdikbud Kalbar soal Dugaan Kampanye Cagub di Sekolah
Baca juga: Berawal Kenalan di Medsos, Siswi SMP di Demak Diperkosa dan Dipalak Rp 150.000
Sekolah Dasar (SD) Inpres Pajjaiang di Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang disegel pihak ahli waris, Rabu (17/7/2024).
Selain dipalak, para guru SD Inpres Pajjaiang juga kerap mendapatkan teror oleh orang tidak dikenal, dalam bentuk surat yang bertuliskan bahasa kotor.
"Terutama ada juga laporan guru-guru bahwa terlalu banyak surat kaleng yang masuk, terlalu banyak bahasa kotor di dalam surat itu. Ada juga surat yang disimpan di meja guru dengan bahasa yang kotor," ucap dia.
Hal senada juga disampaikan orangtua murid lainnya yakni Fitri (35).
Dia mengatakan, aksi unjuk rasa yang mereka lakukan guna meminta perhatian pemerintah khususnya Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar.
"Kami minta agar proses belajar anak-anak kami dipindahkan ke lokasi lama (SD Inpres Pajjaiang). Kalaupun tidak bisa, kami mohon untuk Pak Kadis Pendidikan melihat aksi kami, usahakan kami untuk mendapatkan lokasi yang baru, tanpa menumpang di sekolahnya orang," beber dia.
Kata Fitri, saat ini para orangtua murid bakal melakukan aksi mogok belajar sampai permintaan mereka didengar oleh pihak berwenang.
"Murid mogok belajar, itu atas dasar protes kami untuk anak-anak kami. Karena untuk apa juga anak-anak kami disekolahkan kalau misalnya mendapatkan intimidasi," kata Fitri.
Baca juga: Soal Dugaan Kampanye Cagub di Sekolah, Pj Gubernur Kalbar: Semua ASN Akan Diperiksa