Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmikan Gedung Ibu dan Anak RSUP Wahidin Sudirohusodo, Jokowi: Seperti Hotel Bintang 5

Kompas.com, 6 September 2024, 19:20 WIB
Darsil Yahya M.,
Krisiandi

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meresmikan Gedung Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan RSUP Wahidin Sudirohusodo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (6/9/2024).

Sebelum meresmikan, Jokowi lebih dulu melihat dan memantau langsung fasilitas yang ada di gedung KIA RS Wahidin Sudirohusodo. Yakni ruang operasi dan ruang anak yang berada di lantai 3.

Jokowi didampingi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Pj Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh serta Dirut RS Wahidin Sudirohusodo Safri Kamsul Arif.

Baca juga: Bangun RS Kemenkes Surabaya Rp 1,6 Triliun, Jokowi: Cegah Devisa Hilang

Usai memantau langsung, Jokowi mengaku takjub karena fasilitas dan gedung KIA RS Wahidin Sudirohusodo tampak seperti hotel.

"Saya tadi masuk di gedung kesehatan ibu dan anak Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, tidak seperti gedung sebuah rumah sakit, seperti masuk hotel bintang lima," kata Jokowi dalam sambutannya.

Bahkan, kata Jokowi, suasana ruangannya, penataan interior dan mebel semua seperti masuk di sebuah hotel.

"Juga terang benderang tidak seperti yang sering saya lihat di RSUD-RSUD agak-agak gelap, remang-remang," tukasnya.

Jokowi menyebutkan, bangunan tersebut terdiri dari delapan lantai dan satu semi basement dengan ruang rawat inap dan intensif care sebanyak 263 tempat tidur.

Dia menuturkan, anggaran yang dipakai untuk membangun rumah sakit ini sebesar Rp 456 miliar.

Baca juga: Pembahasan Jokowi dan Paus Fransiskus, dari Perdamaian Timur Tengah hingga Jumlah Anak dalam Keluarga Indonesia

"Rp 456 miliar, plus karena tadi saya lihat ruangan-ruangan kesehatannya juga sangat canggih, model digital semuanya sangat bagus. Menghabiskan anggaran sebesar Rp 239 miliar jumlah yang tidak sedikit. Plus untuk pengembangan SDM masih tambah lagi Rp 17 miliar," bebernya.

Jokowi berharap dengan hadirnya gedung ini, mampu menekan angka kematian ibu dan anak di Indonesia.

"Kita harapkan dengan selesainya gedung kesehatan ibu dan anak ini betul-betul bisa melayani para ibu dan anak dengan baik sehingga angka kematian ibu dan anak bisa kita tekan. Bisa kita hilangkan pada masa-masa yang akan datang," pungkasnya.

Sementara itu, Dirut RS Wahidin Sudirohusodo Safri Kamsul Arif mengatakan, gedung ini didedikasikan khusus untuk ibu dan anak.

Baca juga: Pengunduran Dirinya Disetujui Jokowi, Risma Masih Sibuk Urus Program Kemensos

"RS Ibu dan Anak ini dibangun sejak 2022 dengan kapasitas tempat tidur 260an. Diantara 260 itu ada 100 di antaranya untuk penanganan rawat intensif dan 150 untuk perawatan," ujarnya.

Dia mengaku, salah satu keunggulan gedung ini adalah kapasitas untuk perawatan intensif lebih besar dengan jumlah tenaga ahli sebanyak 277 orang.

"Jadi saya kira gedung ini akan sangat memberikan kontribusi postif untuk program pemerintah," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau