Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pilkada Sulsel Bakal Digelar di Kabupaten Bulukumba, Kota Palopo, dan Parepare

Kompas.com, 26 Juli 2024, 20:07 WIB
Hendra Cipto,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Debat kandidat Calon Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Calon Wakil Gubernur Sulsel akan digelar di Kabupaten Bulukumba, Kota Palopo, dan Kota Parepare.

Hal tersebut diungkapkan Komisioner KPU Sulsel, Hasruddin Husain disela-sela membawakan materi acara Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulsel yang bertema Rapat Koordinasi Bawaslu Sulsel dengan Stakeholder Media di Hotel Novotel, Kota Makassar, Jumat (26/7/2024).

Baca juga: Nasdem Singgung Dewa di Balik Pilkada Jakarta, Demokrat: Surya Paloh Dewanya

Menurut dia, lokasi debat sengaja dipilih di luar Kota Makassar.

"Debat itu bukan hanya tentang Kota Makassar, tapi ini tentang Sulsel yang ada daerah lain. Jadi sudah disepakati, Kabupaten Bulukumba, Kota Parepare dan Kota Palopo," katanya.

Hasruddin menjelaskan, tiga daerah itu dianggap sebagai representatif kedaerahan di wilayah selatan, tengah, dan utara Sulsel.

"Tiga daerah betul-betul bisa menjadi representasi dari 24 kabupaten dan kota. Kita potret pertama Bulukumba bagian selatan Sulsel, kemudian Palopo bagian utara Sulsel, yang ketiga Parepare sendiri yang merupakan bagian tengah Sulsel," jelasnya.

Dengan konsep lokal yang biasanya debat Pilgub Sulsel dibawa ke Jakarta, lanjut Hasruddin, bisa lebih menguatkan isu-isu lokal. Dia pun optimis pelaksanaan debat kandidat Pilgub Sulsel tidak akan menemui kendala dan berjalan dengan baik.

"Apa yang menjadi harapan buat representasi 3 kabupaten/kota ini mampu menjawab sebenarnya informasi yang bisa tersebar di 24 kabupaten lain. Kalau dulunya kan selalu dibawa keluar, ke Jakarta," ungkapnya.

Selain debat Pilgub Sulsel digelar diluar Kota Makassar, tegas Hasruddin, debat kandidat Pilkada Kabupaten dan Kota di Sulsel digelar di masing-masing daerah.

"KPU Sulsel juga menetapkan debat Pilkada 2024 digelar di 24 kabupaten dan kota masing-masing. Debat akan dilakukan sebanyak 3 kali. KPU Sulsel mendesain kegiatan debat itu menggunakan desain teknis kedaerahan dikembalikan ke semua daerah masing-masing," ujar Hasruddin.

Baca juga: Pembicaraan PDI-P dan PKB Soal Pilkada Jatim Belum Mengerucut

Hasruddin menambahkan, KPU Sulsel juga rencananya akan menggandeng lembaga penyiaran untuk membahas persiapannya secara teknis. Debat masih akan dilakukan pada masa kampanye, sehingga masih ada waktu untuk menyusun debat Pilgub Sulsel dengan Pilkada 24 kabupaten dan kota secara terintegrasi.

"Debat masuk dalam tahapan kampanye, itu nanti di bulan Oktober-November, kurang lebih 60 hari. Tetap berharap bahwa dengan pola terintegrasi KPU Sulsel dengan 24 kabupaten dan kota, termasuk debat ini, juga harus terintegrasi satu sama lain, tidak boleh saling tumpang tindih," tambahnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau