Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Ojol di Kendari Tewas Dianiaya Penumpang, Pelaku Diduga ODGJ

Kompas.com, 24 Juli 2024, 15:47 WIB
Kiki Andi Pati,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com- Seorang sopir mobil ojek online (Ojol) di Kota Kendari ditemukan tewas bersimbah darah usai dianiya oleh penumpangnya sendiri dengan menggunakan parang, Rabu (24/7/2024) pukul 06.00 Wita.

Aksi ini terekam video pengguna jalan dan menjadi viral di media sosial.

Dari beberapa potongan video, terlihat pelaku menebas korban beberapa kali hingga menyebabkan luka dan tangan korban putus. Korban meninggal di lokasi kejadian.

Baca juga: Video Pria Dianiaya 3 Orang di Cimalaka Menyebar, Polisi Buru Pelaku

Kasi Humas Polresta Kendari, Ipda Haridin menjelaskan bahwa kejadian itu bertempat di Jalan poros Rumah Sakit Jiwa, Kelurahan Tobuuha, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Hariadi mengatakan, korban berinisial NA sehari-hari bekerja sebagai sopir beralamat di Jalan Usaha Tani Kelurahan Purirano, Kecamatan Kendari, Kota Kendari. Sedangkan pelaku inisial LK.

Identitas pelaku masih dilakukan pencarian, namun diakui Hariadi bahwa pelaku merupakan warga Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sultra.

"Pelaku sudah kami amankan di Polresta Kendari," ungkap Hariadi dalam keterangan tertulis.

Ia menjelaskan, kejadian ini berawal saat saksi inisial SM dan LH bertemu dengan korban di pelabuhan Nusantara Kendari sekitar subuh tadi.

Selang beberapa saat saksi SM hendak pulang ke rumah di Jalan Rumah Sakit Jiwa, dan saat melintas ia melihat korban sudah tergeletak di pinggir jalan dalam keadaan berlumuran darah. Ditemukan beberapa luka pada bagian badannya.

“Kemudian saat itu saksi berinisiatif mendekati pelaku, berusaha menangkap pelaku dari belakang namun saat itu pelaku melakukan perlawanan," ungkap Hariadi.

Sehingga terjadi pergulatan antara saksi dan pelaku, lalu pelaku akhirnya menyerah. Kemudian saksi mengamankan parang, dan beberapa warga kemudian mendekati pelaku langsung dikeroyok karena emosi namun hal itu tidak berlangsung lama.

Warga kemudian mengikat pelaku dengan menggunakan tali dan menghubungi polisi Polsek Mandonga.

“Berdasarkan keterangan dua orang saksi, SM dan LH, diketahui bahwa beberapa bulan lalu pelaku pernah masuk RS Jiwa. Statusnya pasien,” bebernya.

Baca juga: Kasus Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior Belum Bisa Disidangkan, Berkas Perkara Perlu Dilengkapi

Kasi Humas Polresta Kendari menambahkan, korban yang sudah meninggal dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Kendari, sementara pelaku dan barang bukti senjata tajam telah diserahkan ke Piket Reskrim Polresta.

Terkait apa penyebab pelaku tega menghabisi korban, lanjut Ipda Hariadi, pihak masih melakukan penyelidikan.

"Untuk kepemilikan barang bukti parang ini, kita masih melakukan penelusuran. Siapa pemilik sebenarnya," tutup Ipda Hariadi. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Pemilihan RT/RW Setentak di Makassar, TPS Banyak Calon Berpotensi Gesekan
Pemilihan RT/RW Setentak di Makassar, TPS Banyak Calon Berpotensi Gesekan
Makassar
Pemprov Sulsel Beri Bantuan Rp 1,5 Miliar untuk Korban Bencana Sumatera
Pemprov Sulsel Beri Bantuan Rp 1,5 Miliar untuk Korban Bencana Sumatera
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau