Nike adalah sebutan untuk salah satu jenis ikan kecil di Gorontalo.
Setiap musim nike, ikan kecil itu akan berenang dari teluk Gorontalo ke mulut muara pertemuan dua sungai besar, yakni Bolango dan Bone.
Mereka melakukan itu untuk berkembang biak di perairan air tawar.
“Kalau nike sudah muncul, hiu paus tidak datang. Ia (hiu paus) ikut berburu dan menyantap nike,” ungkap Olis.
Olis menjelaskan meskipun nike ini berada di dasar perairan, hiu paus akan tetap mengisap kumpulan nike melalui mulutnya yang lebar.
Tak jarang, nelayan menangkap hiu paus berada di dalam jaring nelayan nike. Jika mendapat seperti ini, para nelayan nike akan melepaskan hiu paus kembali.
Tidak jauh dari Olis, nelayan lainnya bernama Arfan Ali sedang asyik memasukkan pelampung berwarna putih ke dalam tali plastik, panjang tali ini sekitar 900 m.
“Kata orangtua kami, sejak lama hiu paus ini muncul, tapi dulu tidak singgah berlama-lama seperti sekarang ini,” ujar Arfan Ali.
Ia mengaku saat pertama kali bertemu dengan hiu paus muncul perasaan takut.
Apalagi saat membuang kulit udang dari atas perahu, ia bisa didatangi 5-6 ekor hius paus yang berebut mengisap pakan ini.
Baca juga: Melihat Ekowisata Hiu Paus di Teluk Saleh Pulau Sumbawa
“Kalau berebut pakan sering menyenggol perahu hingga bergoyang-goyang, mulutnya yang besar menganga terlihat mengisap apapun yang ada di permukaan air,” tutur Arfan.
Warga pesisir Botubarani mulai menyadari kehadirannya yang lebih lama sekitar tahun 2013, hampir setiap hari satwa raksasa ini muncul di belakang rumah nelayan.
Meskipun sejak dulu para nelayan mengetahui kehadiran hiu paus ini namun hingga saat ini tidak terdengar adanya perburuan. Selain ikan ini dihormati sebagai pembawa berkah rezeki, warga juga tidak mengonsumsi dagingnya.
Laut di Botubarani ini memiliki karakteristik khas, 10-15 meter dari bagian belakang rumah rumah warga pantainya landai, namun setelah itu langsung membentuk jurang yang curam di bawah permukaan air. Di lepas dinding yang curam inilah hiu paus sering datang dan bermain.
“Dalamnya antara 20-30 meter. Di situ mereka suka datang,” ujar Arfan Ali.
Di antara rumah warga terdapat pabrik pengolahan ikan, Arfan Ali dulunya bekerja di sini. Limbah pabrik ini seperti kulit kepala udang acap kali dibuang di laut dan dijadikan umpan untuk memancing hiu paus naik ke permukaan.
“Sekarang tidak ada udang di pabrik, para nelayan yang menjadi pemandu wisata menggunakan udang jarlombo untuk menarik hiu paus datang dan bermain dengan wisatawan,” ungkap Arfan.
Menurutnya jika memanggil hiu paus tanpa menggunakan udang, satwa ini tidak akan berlama-lama, hanya melintas.
Arfan dan juga nelayan lainnya pada tahun 2016 baru mengetahui bahwa hiu paus adalah satwa yang dilindungi undang-undang. Ikan ini kemudian dijadikan atraksi wisata yang menarik perhatian wisatawan lokal, Nusantara dan mancanegara.
Di perairan Botubarani tidak hanya didatangi hiu paus saja. Orca sang paus pembunuh (Orcinus orca) juga sering terlihat.
Paus ini tidak mendekati pantai, terlihat lebih suka berada agak jauh, sedangkan kelompok lumba-lumba pernah terlihat sebanyak 5 ekor mendekati pantai.