MAKASSAR,KOMPAS.com - Beredar video seorang penumpang terlihat ingin adu jotos dengan salah satu petugas PT Pelni di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Berdasarkan video yang beredar di sosial media (sosmed), insiden itu terjadi pada Kamis (21/9/2023) malam.
Diduga keributan dipicu lantaran petugas PT Pelni dianggap melakukan pungutan liar (pungli) terhadap seorang penumpang yang akan berangkat dari Pelabuhan Makassar dengan menggunakan KM Labobar.
"Terjadi keributan di Pelabuhan Makassar, Kamis (21/9/2023) malam. seorang petugas PELNI meminta uang bagasi sebesar 60.000 padahal kami tidak over bagasi jumlah penumpang 9 orang yang berangkat dengan kapal KM LABOBAR, MINTA UANG (PUNGLI)!" tulis caption dalam unggahan video yang beredar.
Dalam video yang beredar, tampak seorang pria yang mengenakan topi diduga penumpang kapal sedang mengamuk akan menyerang petugas PT Pelni.
Namun beberapa orang terlihat menahannya, termasuk seorang perempuan melerai sambil menangis.
"Orang (PT) Pelni ribut-ribut dengan masyarakat," ucap seorang pria yang merekam aksi tersebut.
Menanggapi hal itu, Kepala Cabang Makassar PT Pelni, Muhammad Jabir membenarkan adanya peristiwa keributan tersebut.
"Iya (betul) kejadiannya tadi malam," kata Jabir kepada KOMPAS.com, Jumat (22/9/2023).
Baca juga: Kasus Dugaan Pungli DAK Disdik Ketapang Naik ke Penyidikan
Jabir mengatakan, orang yang mengamuk dan ingin adu jotos dengan anggotanya merupakan penumpang yang akan berangkat ke Jayapura.
Namun kelebihan bagasi karena barangnya sampai 1 mobil pick up dan bahkan kata Jabir barangnya menghalangi penumpang lain.
"Dia bawa ban motor dua buah dan bawa daging berapa dos. Kata anggota di lapangan bawa daging tidak tahu daging apa, saya belum tahu pasti tapi kalau orang mau ke Papua paling daging babi, tapi saya belum tahu pasti apakah daging babi atau rusa," ucapnya.
Namun Jabir membantah jika anggotanya melakukan pungli seperti dituduhkan yang viral di sosmed.
Jabir mengaku anggotanya hanya membuat tiket bagasi yang harganya Rp 60.000, namun penumpang tersebut hanya bayar Rp 50.000 ribu.
"Jadi kurang Rp 10.000 anggota saya yang bayar sisanya karena sudah masuk di aplikasi. Jadi bukan pungli, tapi bagasinya kelebihan hanya bayar Rp 50.000 padahal kelebihan barang banyak itu kalau di pesawat tidak tahu berapa juta dia (penumpang) bayar," ujarnya.
Jabir juga menyebut, apa yang dilakukan anggotanya sudah sesuai SOP karena bagasi ada aturan dan SK-nya yakni 40 kilogram bebas biaya bagasi dan jika lebih dari 40 kilogram maka akan dikenakan biaya bagasi Rp 15.000 per kilogram.
"Tapi sudah aman, malahan saya mau cari orangnya tapi sudah tidak ada karena keluarganya buat video baru sebar dan bilang pungli, kalau masih ada saya panggil ke polisi, pungli kok kita kasih bagasi malahan dia bayar Rp 50.000 padahal tagihannya Rp 60.000," ungkapnya.
Usai kejadian, ia mengaku telah mengklarifikasi kasus tersebut ke Polres Pelabuhan Makassar.
"Sebenarnya kami tidak menerima kenapa di video dibilang pungli padahal tagihan yang sebenarnya dia kurang bayar uang bagasi, ada buktinya dan sudah dibawa ke Polres klarifikasi," tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.