Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Warga Tutup TPA Antang, Wali Kota Makassar Buka Suara soal Rencana Pembangunan PSEL

Kompas.com - 14/08/2023, 18:21 WIB
Hendra Cipto,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto angkat bicara soal rencana pembangunan Pengelolaan Sampah Jadi Energi Listrik (PSEL) yang membuat warga Kelurahan Tamangapa menutup akses ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang.

Menurut pria yang akrab disapa Danny Pomanto itu, TPA Antang di Kecamatan Manggala tidak dipindahkan. Namun, PSEL akan dibangun di Kecamatan Tamalanrea.

Dia mengatakan PSEL merupakan industri dan harus mengikuti aturan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Makassar.

Baca juga: Polemik Pembangunan Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik di Makassar, Warga Tutup TPA Tamangapa Antang

"TPA Antang tidak dipindahkan, tapi ini industri yang dibangun oleh investor. Sehingga harus berada di kawasan industri seperti aturan RTRW. Di Antang kan permukiman penduduk, tidak bisa di  kawasan situ dibangun industri. Harus berada di kawasan industri pembangunan PSEL sesuai RTRW dan tidak boleh ada industri di Manggala," katanya ketika dikonfirmasi, Senin (14/8/2023). 

Danny Pomanto membeberkan, ada tiga investor pemenang tender yang semuanya dari Cina.

"Kita berharap, bulan Desember 2023 sudah groundbreaking pembangunan PSEL di Tamalanrea," harapnya.

Danny Pomanto menegaskan jika ada warga yang menutup TPA, itu merupakan pelanggaran berat dan bisa dipidanakan.

"Kalau ada warga tutup TPA, itu pelanggaran berat sabotase kota. Itu bisa dipidanakan kalau tahan keluar masuknya truk sampah," tegasnya.

Danny Pomanto menduga aksi demo dan penutupan TPA Antang karena konflik kepentingan.

"Kemungkinan peserta tender yang kalah sudah masuk ke warga melakukan penghasutan. Saya lihat seperti itu ciri-cirinya," ujarnya.

Danny Pomanto menjelaskan persoalan pembebasan lahan di TPA Antang dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya banyak warga yang mengaku sebagai pemilik lahan tapi tidak memiliki dokumen kepemilikan yang sah,seperti sertifikat tanah.

"Di lokasi TPA Antang kan banyak lahan yang belum bersertifikat. Banyak prosesnya, jadi bukan kita tidak mau gubris. Tapi banyak prosesnya yang harus dilalui. Harus autentifikasi kalau masalah tanah. Kan banyak orang yang bisa mengaku," ungkapnya.

"Kedua, itu kan orang komplain dan tidak langsung dibayar. Prosesnya panjang, harus mempunyak surat legal berupa sertifikat tanah. Jika tanah itu belum bersertifikat, harus dibuktikan di pengadilan," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kunjungi Luwu, Mensos Risma Akui Medan Lokasi Bencana Longsor Sulit

Kunjungi Luwu, Mensos Risma Akui Medan Lokasi Bencana Longsor Sulit

Makassar
Calon Jemaah Haji Polewali Mandar Diberi 3 Tanda Pengenal Dilengkapi Barcode, Ini Tujuannya

Calon Jemaah Haji Polewali Mandar Diberi 3 Tanda Pengenal Dilengkapi Barcode, Ini Tujuannya

Makassar
Hendak Tangkap Pelaku Tawuran, Polisi di Makassar Malah Diserang Parang

Hendak Tangkap Pelaku Tawuran, Polisi di Makassar Malah Diserang Parang

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Persiapan PPIH Embarkasi Makassar Layani Jemaah Haji 99 Persen

Persiapan PPIH Embarkasi Makassar Layani Jemaah Haji 99 Persen

Makassar
Dilanda Banjir dan Longsor, BPBD Pinrang Tetapkan Status Siaga Bencana

Dilanda Banjir dan Longsor, BPBD Pinrang Tetapkan Status Siaga Bencana

Makassar
Banjir Bandang di Pinrang Diduga karena Pembukaan Lahan Besar-besaran

Banjir Bandang di Pinrang Diduga karena Pembukaan Lahan Besar-besaran

Makassar
Dilaporkan Kaki Terkilir, Seorang Pendaki di Gunung Lompobattang Dievakuasi

Dilaporkan Kaki Terkilir, Seorang Pendaki di Gunung Lompobattang Dievakuasi

Makassar
Diduga Kelelahan Saat Ikuti Bimtek, Kades di Sulsel Ditemukan Tewas

Diduga Kelelahan Saat Ikuti Bimtek, Kades di Sulsel Ditemukan Tewas

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Sederet Fakta Oknum TNI AL Tembak 2 Remaja di Makassar, 1 Korban Tewas

Sederet Fakta Oknum TNI AL Tembak 2 Remaja di Makassar, 1 Korban Tewas

Makassar
Buaya Muara Sepanjang 3,6 Meter Dievakuasi di Bolaang Mongondow

Buaya Muara Sepanjang 3,6 Meter Dievakuasi di Bolaang Mongondow

Makassar
Korban Longsor Desa Buntu Sarek Latimojong Luwu Pilih Jalan Kaki untuk Mengungsi

Korban Longsor Desa Buntu Sarek Latimojong Luwu Pilih Jalan Kaki untuk Mengungsi

Makassar
Dinyatakan Sembuh, 40 Balita yang Keracunan Bubur di Majene Dipulangkan

Dinyatakan Sembuh, 40 Balita yang Keracunan Bubur di Majene Dipulangkan

Makassar
Cerita Warga, Detik-detik Remaja di Makassar Tewas Ditembak Oknum TNI AL

Cerita Warga, Detik-detik Remaja di Makassar Tewas Ditembak Oknum TNI AL

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com