Perjuangan Sam Ratulangi adalah berhasil menghapuskan praktek kerja di masyarakat.
Dia juga menyelenggarakan transmigrasi dan mendirikan yayasan dana belajar untuk masyarakat Minahasa.
Sam Ratulangi berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Atas jasanya tersebut, dia ditunjuk sebagai Gubernur Sulawesi pertama.
Sosoknya juga sebagai pembawa kabar kemerdekaan bagi masyarakat Sulawesi, Kemerdekaan dideklarasikan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kabar tersebut baru diterima masyarakat Sulawesi pada tanggal 19 Agustus 1945.
Sam Ratulangi juga membacakan kembali naskah Proklamasi Kemerdekaan dihadapan pemuka masyarakat Sulawesi.
Baca juga: Profil Sam Ratulangi, Gubernur Pertama Sulawesi
Sam Ratulangi wafat pada tanggal 30 Juni 1949 di Jakarta. Jenazahnya tiba di Manado pada tanggal 1 Agustus 1949.
Gelar Pahlawan Nasional dari Minahasa dianugrehkan kepada Sam Ratulangi pada Agustus 1961 oleh Soekarno.
Kementerian Keuangan mengeluarkan uang seri baru 2016, yakni Rp 20.000. Wajah Sam Saturangi terdapat dalam lembaran uang kertas tersebut.
Nama Sam Ratulangi juga menjadi nama bandar udara di Manado, yakni Bandara Sam Ratulangi.
Alexander Andries Maramis atau AA Maramis merupakan pejuang Kemerdekaan yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara.
AA Maramis lahir di Manado tanggal 20 Juni 1897. Dia adalah putera dari Andries Alexander Maramis dan ibunya bernama Charlotte Ticoalu.
Maramis mendapatkan gelar master dari Meester in de Rechten atau gelar Ilmu Hukum di Belanda.
Perannya dalam kemerdekaan adalah tergabung dalam Panitia Sembilan untuk merumuskan dasar negara. Dia juga menjadi anggota Panitia Perancang Undang-Undang Dasar.
Maramis juga pernah menjabat sebagai menteri keuangan pada dalam kabinet Indonesia pertama pada tanggal 26 September 1945.
Dia berperan penting dalam percetakan uang kertas pertama Indonesia yang disebut oeang Republik Indonesia (ORI) yang diresmikan pada tanggal 30 Oktober 1946.
Baca juga: Alexander Andries Maramis: Peran dan Perjuangannya
Maramis juga pernah menjadi duta besar empat negara, yaitu Filipina, Finlandia, Jerman Barat, dan Uni Soviet.
Dia juga pernah menjadi duta besar Indonesia untuk Filipina.
Maramis wafat pada tanggal 31 Juli 1977 di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto.
Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 8 November 2019.
Bernard Wilhelm Lapian atau BW merupakan pejuang Indonesia asal Minahasa, Sulawesi Utara.
Dia berjuang sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda, Jepang, dan kemerdekaan Indonesia.
Bernard juga menulis di surat kabar Pangkal Kemadjoean. Tulisannya menunjukkan sikap nasionalisme untuk membebaskan masyarakat Indonesia dari kolonialisme.
Bernard Wilhelm Lapian atau BW Lapian lahir di Minahasa, Sulawesi Utara, pada tanggal 30 Juni 1892.
BW Lapian menempuh pendidikan di ELS Amurang dan kursus-kursus setingkat MULO atau sekolah menengah.
Baca juga: Bernard Wilhelm Lapian: Masa Muda, Perjuangan, dan Kiprahnya
Dia pernah menjadi pejabat Gubernur Sulawesi dari 17 Agustus 1950 hingga 1 Juli 1951.
Selama menjabat, BW Lapian membuka dan mengembangkan daerah sekitar Dumoga untuk pemukiman dan pertanian serta membangun jalan yang menghubungkan Kotamobagu dan Molibago.
BM Lapian wafat pada tanggal 5 April 1977 di Jakarta.
Dia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 5 November 2015.
Maria Walanda Maramis adalah Pahlawan Nasional yang berasal dari Minahasa.
Wanita yang memiliki nama asli Maria Yosephine Catherina Maramis berjuang untuk meningkatkan taraf hidup wanita Indonesia pada awal abad ke-20.