“Perahu-perahu di sini kalau subuh dini hari sekitar pukul 03.00 Wita dipakai untuk mencari nafkah di laut. Jadi kami balik pada siang hari sekitar pukul 10.00 Wita. Jadi tidak ada perahu yang diharapkan untuk menyeberangkan anak-anak kami. Makanya kami siapkan gabus,” tutur Janwar.
Baca juga: Cerita Aan, Dorong Kursi Roda Sejauh 10 Km untuk Antar Suami Cuci Darah
Janwar mengatakan di daerah ini terdapat jalan alternatif hanya saja harus memutar jauh hingga 2 km.
“Jadi kalau anak-anak kami mau ke sekolah lewat jalan alternatif jaraknya bisa sampai 3 kilometer karena harus melewati empang dulu di Dusun Campae Desa Padang Kalua, kemudian masuk ke Desa Barowa dan menuju ke Sekolah SDN 478 Barowa,” ungkapnya Janwar.
Di dusun Pabburicca Desa Barowa terdapat 2 unit jembatan kayu namun kondisi telah rusak dan belum ada perbaikan.
Mastura, guru kelas Andita dan lainnya sempat heran karena muridnya terlambat dan bahkan absen beberapa waktu belakangan. Sehingga gurunya mencari tahu penyebabnya.
“Dalam tiga pekan ini setiap pekan siswi saya atas nama Andita, tiga kali terlambat. Dan bahkan tidak hadir. Padahal ini anak sebetulnya rajin, tidak pernah absen dalam hal belajar. Kalau belajarnya juga bagus. Cuma saya mau tahu kenapa belakangan ini jarang hadir,” imbuh Mastura.
Mastura mengatakan di dalam group WhatsApp siswa alasannya Andita tidak ke sekolah karena bajunya basah dan jalan becek.
“Saya tidak serat merta percaya karena mengingat ujian akhir sudah dekat. Sehingga saya telepon ibunya. Dan ibunya mengatakan jalan becek, bajunya basah. Setelah saya cek terus temannya mengatakan bahwa Andita tidak masuk ke sekolah karena putus jembatan. Dia hanya naik gabus. Saya pun heran. Kok bisa? Ternyata ada siswa kami yang melewati jembatan kalau ke sekolah,” ungkap Mastura.
Baca juga: Cerita Putri Ariani, Ciptakan Lagu Loneliness Saat Merasa Bersalah dengan Diri Sendiri
“Saya hubungi orangtuanya. Dan dia kirimkan video pembuktian jika Andita menyeberang naik gabus,” sambung Mastura.
Kepala Sekolah SDN 478 Barowa, Erniwati Hodding mengatakan sejumlah siswanya memang terkendala akses jalan saat pergi ke sekolah. Selain ada yang harus menyeberang sungai, ada siswa yang harus melewati pematang sawah dengan kondisi becek.
“Siswa kami yang terpaksa gunakan gabus yakni Andita kelas 5, Sisa kelas 3, Dirga kelas 3 dan Abi kelas 2. Adapun yang lainnya sekitar 10 orang melewati jalan pematang dengan kondisi jalan becek. Begitu pun mereka yang 4 orang ini juga melewati jalan becek,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.