Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Sekolahkan Anak-anak Papua, Kenapa Pesawat Saya Dibakar, Pilot Saya Diculik, Apa Kejahatan Saya?"

Kompas.com - 07/05/2023, 12:35 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Pemilik maskapai Susi Air, Susi Pudjiastuti meluapkan kemarahannya kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Dia mengaku marah lantaran salah satu Pilot Susi Air asal Selandia Baru, Phillip Mehrtens, diculik oleh KKB pada Februari lalu di Nduga, Papua.

Selain itu, Susi juga marah karena KKB Papua menyerang anggota TNI yang hendak mengevakuasi Pilot Susi Air tersebut.

Kemarahannya itu diungkapkan kepada aktivis sekaligus pendeta, Karel Phil Erari.

“Saya marah Pak Phil. Saya sangat sabar. Saya hampir 20 tahun terbang di Papua, saya bantu masyarakat. Tolong tanya di Mamit, saya kasih obat-obatan, tangan saya cuci luka anak-anak Papua,” kata Susi dalam rekaman percakapannya, dikutip dari KOMPAS.TV, Minggu (7/5/2023).

Baca juga: Pj Bupati Nduga Sebut Penyanderaan Pilot Susi Air Mengganggu Layanan Masyarakat

Menurutnya, bila dia bisa menyelamatkan pilotnya itu sendirian, dia akan meminta bom kepada TNI.

"Saya bom semuanya sendiri. Saya marah,” ujar Susi.

Pernah bertemu ayah Egianus Kogoya

Dalam kesempatan itu, Susi juga bercerita bahwa dia pernah bertemu dengan Daniel Kogoya, ayah dari pemimpin KKB, Egianus Kogoya.

“Saya pernah bertemu Daniel Kogoya, Beliau orangnya baik. Mengapa Egianus Kogoya menjadi orang biadab,” ucap Susi.

“Kasih bakar pesawat orang yang selama ini bawa makanan, bawa obat-obatan, bawa semua yang dibutuhkan, dan membawa orang Papua ke mana saja dibutuhkan. Apa dosa saya? Apa salah saya?” imbuhnya.

Dia melanjutkan, kemarahannya semakin bertambah ketika mengetahui KKB menembaki pasukan TNI yang ditugaskan untuk mengevakuasi Phillip Mehrtens.

“Pasukan TNI itu dipersiapkan untuk mengevakuasi jika (sandera) jadi diserahkan. Mereka anak-anak muda, bukan pasukan tempur, tapi mereka ditembaki begitu saja. Saya marah, saya ikut marah,” ungkapnya.

Susi pun menanggapi permintaan Phil yang berharap TNI yang bertugas di Papua dapat ditarik.

Baca juga: Pencarian Pilot Susi Air, Gugurnya Pratu Miftahul, dan Operasi Siaga Tempur...

“Bagaimana meminta TNI ditarik, sementara mereka dibantai, kan tidak mungkin. Pendeta Phil atau Pak Bishop, kan tidak mungkin,” bebernya.

“Ingin komunikasi, ingin negosiasi, tapi dua hari kemudian mereka bantai TNI. Saya tak habis pikir,” lanjutnya.

Susi memaparkan, selama ini dia memang mencari nafkah di Papua, namun ada banyak bantuan juga yang telah dia berikan untuk masyarakat Papua.

“Saya cuci luka anak-anak, saya sekolahkan anak-anak Papua. Kenapa pesawat saya dibakar, pilot saya diculik. Apa kejahatan saya, sehingga mereka jahati saya seperti in?” paparnya.

“Lalu kemudian, tiba-tiba mereka mau negosiasi dengan TNI dan polisi, saya sudah senang, tapi dua hari kemudian ditembakinya TNI, itu apa? Katanya mau negosiasi, tapi kalian bunuh putra-putra bangsa, saya lebih marah lagi,” tutur Susi.

Susi pun mengaku menangis karena saking sedih dan kesalnya dengan tindakan KKB pimpinan Egianus Kogoya.

“Kalian tidak adil kepada saya. Saya perempuan sendiri. Saya cari makan untuk menghidupi ratusan ribu orang, kalian aniaya. Saya marah sekali Pak Phil,” jelasnya.

“Saya marah, saya sedih, dan saya menangis,” tandasnya.

Baca juga: Viral Video Susi Pudjiastuti Kendarai Pikap Putih Terjebak Macet, Polisi: Ga Ada Macet Hanya Padat Merayap

Diduga didanai pejabat

Sementara itu, Kapolda Papua, Irjen Mathius D. Fakhiri menegaskan, pihaknya akan terus memburu pejabat yang diduga mendanai KKB di Papua.

Hal itu disampaikannya usai Satgas Operasi Damai Cartenz 2023 menangkap Kepala Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Berinisiaal MM (37), yang diduga ikut mendanai KKB, pada akhir April 2023.

"Ada kepala distrik, kepala kampung, ada juga di pemerintah kabupaten. Kepala Distrik Kenyam bukan satu-satunya, banyak yang terlibat dan kita kembangkan terus. Kita akan masuk ke mereka-mereka ini supaya mereka berhenti menyokong kegiatan KKB," ujarnya, sebagaimana diberitakan regional.kompas.com, Sabtu (6/5/2023).

Dia menilai, pergerakan KKB di Papua tidak bisa dihentikan selama para pendukungnya termasuk para pejabat daerah yang memberikan bantuan dana belum ditindak secara hukum.

"Ada yang membantu uang, baik secara langsung dia pahami, ada juga yang mungkin dia tidak tahu kalau uang itu mengalir ke kelompok-kelompok ini," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief), Kompas.tv

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota TNI AL Tembak Warga di Makassar, Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukum Berat

Anggota TNI AL Tembak Warga di Makassar, Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukum Berat

Makassar
Demo Hardiknas di Makassar Ricuh, Dua Mahasiswa Masih Ditahan karena Narkoba dan Senjata Tajam

Demo Hardiknas di Makassar Ricuh, Dua Mahasiswa Masih Ditahan karena Narkoba dan Senjata Tajam

Makassar
Desa Terisolasi, Lansia Korban Longsor Luwu Ditandu dan Diterbangkan dengan Helikopter ke Belopa

Desa Terisolasi, Lansia Korban Longsor Luwu Ditandu dan Diterbangkan dengan Helikopter ke Belopa

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Makassar
Oknum TNI AL Diduga Tembak Warga Sipil, Danlantamal VI: Proses Hukum Terus Berjalan

Oknum TNI AL Diduga Tembak Warga Sipil, Danlantamal VI: Proses Hukum Terus Berjalan

Makassar
Kronologi Oknum TNI AL di Makassar Tembak 2 Warga Sipil, 1 Orang Tewas

Kronologi Oknum TNI AL di Makassar Tembak 2 Warga Sipil, 1 Orang Tewas

Makassar
Oknum TNI AL di Makassar Diduga Tembak 2 Warga Sipil, 1 Orang Tewas

Oknum TNI AL di Makassar Diduga Tembak 2 Warga Sipil, 1 Orang Tewas

Makassar
Alasan Jaksa Putuskan Kasasi Setelah Kades Terdakwa Pencabulan di Mamuju Divonis Bebas

Alasan Jaksa Putuskan Kasasi Setelah Kades Terdakwa Pencabulan di Mamuju Divonis Bebas

Makassar
Soal Kades Divonis Bebas Atas Kasus Pemerkosaan, Satgas PPA Sulbar Minta Kementrian PPPA Dilibatkan

Soal Kades Divonis Bebas Atas Kasus Pemerkosaan, Satgas PPA Sulbar Minta Kementrian PPPA Dilibatkan

Makassar
Pria di Mamuju Sulbar Kabur ke Hutan Usai Diduga Cabuli Keponakan

Pria di Mamuju Sulbar Kabur ke Hutan Usai Diduga Cabuli Keponakan

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Makassar
Pj Gubernur Sulsel Ungkap Ada Ribuan Warga Desa Terisolasi di Gunung Latimojong

Pj Gubernur Sulsel Ungkap Ada Ribuan Warga Desa Terisolasi di Gunung Latimojong

Makassar
Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga 4 Mei 2024, 11.345 Penumpang Terdampak

Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga 4 Mei 2024, 11.345 Penumpang Terdampak

Makassar
96 Kades Terpilih Batal Dilantik, Warga Konawe Selatan Ramai-ramai Demo Bupatinya

96 Kades Terpilih Batal Dilantik, Warga Konawe Selatan Ramai-ramai Demo Bupatinya

Makassar
Update Banjir dan Longsor di Sulsel serta Penetapan Tanggap Daruratnya

Update Banjir dan Longsor di Sulsel serta Penetapan Tanggap Daruratnya

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com