MAKASSAR, KOMPAS.com - Kematian Serda MHF (20) yang ditemukan tewas dalam kondisi tergantung kini didalami pihak Divisi Infanteri (Divif) 3 Kostrad.
Penyelidikan tersebut dilakukan lantaran pihak keluarga Serda MHF merasa janggal dengan kematiannya.
Kepala Penerangan Divisi Infanteri 3 Kostrad, Letda Cpl Yogi mengatakan, saat ini pihak Polisi Militer (PM) Divif 3 Kostrad tengah menyelidiki kejadian tersebut.
"Masih dalam penyelidikan. Karena berbagai keterbatasan kita juga bekerja sama dengan POM Dam," ucapnya saat dikonfirmasi awak media, Senin (24/5/2023).
Dalam menyelidiki kematian Serda MHF, pihak PM Divif 3 Kostrad juga bakal bekerja sama dengan PM Kodam XIV Hasanuddin.
"Saya koordinasikan dulu. Sekarang saya belum bisa komentar banyak, yang jelas sedang dalam penyelidikan," jelasnya.
Untuk diketahui sebelumnya, Serda MHF (20) ditemukan tewas dalam keadaan gantung diri di sekitar asrama Yon Arhanud 16/Makassar pada Jumat (14/4/2023).
Jenazah korban kemudian diterbangkan dari Makassar ke rumah duka di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Sabtu (15/4/2023).
Baca juga: Pria di Makassar Tewas Dikeroyok Usai Dituding Pelaku Pencurian, Polisi Periksa 14 Warga
Juru bicara keluarga korban, Muhibin Ali mengatakan, pihak keluarga mengetahui informasi korban meninggal dari Danton Yon Arhanud 16/Makassar yang menghubungi lewat sambungan telepon.
Berdasarkan keterangan dari pihak batalion, korban sempat melakukan ibadah shalat Jumat dan menghilang sekitar pukul 14.00 Wita.
Jasad korban kemudian ditemukan tergantung di sekitar asrama pada pukul 15.00 Wita. Pihak keluarga tidak 100 persen percaya dengan penjelasan pihak batalion karena menemukan sejumlah kejanggalan pada jasad korban.
"Setelah dilakukan pembukaan peti, diduga ada bekas lebam atau luka fisik hasil kekerasan," paparnya dikutip dari Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).
Sebelum korban meninggal, pihak keluarga berulang kali mendapat curhatan dari korban yang sudah tidak ingin melanjutkan dinasnya.
"Mengapa otopsi ulang, karena ada kronologi sebelumnya yang bermuasal dari chat antara almarhum dengan keluarga," jelasnya.
Tekanan yang dirasakan korban sudah sejak lama dan diduga berasal dari senior.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.