KOMPAS.com - Dokter Mawartih Susanty ditemukan meninggal di rumah dinasnya di daerah RSUD Nabire, Papua, Kamis (9/3/2023).
Belum diketahui penyebab meninggalnya dr Mawartih. Namun ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh dokter spesialis paru-paru itu.
Setelah diterbangkan dari Nabire, jenazah dokter Mawar disemayamkan di rumah duka di Jl Manuruki II, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan.
Jenazah kemudian dimakamkan di Pekuburan Panaikang, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Senin (13/3/2023) siang.
Dikutip dari Tribunnews.com, dokter Mawar menyelesaikan S1 Kedokteran di Universitas Hasanuddin pada 2004.
Ia kemudian menempuh pendidikan spesialis Pulmonologi dan Ilmu Respirasi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Sementara itu, menurut keterangan Ketua IDI Cabang Nabire Dr. Oktovianus Saranga, dokter Mawar sudah berdinas sejak 5 tahun lalu di Nabire.
Tidak hanya sebagai dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire, dokter Mawar diketahui banyak berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan edukasi yang diadakan oleh IDI maupun pemerintah setempat.
"Beliau juga dikenal ramah dan selalu menolong orang. IDI Nabire siap membantu penyelidikan penyebab meninggalnya beliau," ungkap dr Oktovianus.
Baca juga: Dokter Mawar Ditemukan Meninggal Saat Tugas di Nabire, Ada Luka Lebam hingga Tulang Rusuk Patah
Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan mendiang dokter Mawar adalah sosok dokter yang penuh dedikasi dan bertanggung jawab.
Hal tersebut diungkapkan Budi Gunadi saat melayat di rumah duka mending dokter Mawar di Makassar pada Senin (13/3/2023).
Dedikasi tersebut dibuktikan dengan menjadi dokter spesialis paru satu-satunya di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, selama 6 tahun.
“Dokter Mawar adalah anggota keluarga Kemenkes karena beliau mendapatkan beasiswa untuk mengambil dokter spesialisnya di Universitas Airlangga, selama 4 tahun. Sesudah mendapatkan beasiswa yang bersangkutan harus bertugas di tempat terpencil dan tertinggal. Itu menunjukkan dedikasi beliau yang luas biasa,” ujar Menkes.
Tahun ini seharusnya menjadi tahun terakhir dokter Mawar bekerja di RSUD Nabire, untuk selanjutnya pindah ke tempat lain.
Namun, karena menjadi satu-satunya dokter spesialis paru di Kabupaten Nabire, maka dokter Mawar harus menunggu juniornya tiba untuk menggantikan posisinya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.