Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi 51 Hari di Makassar Meninggal Saat Dirawat, Orangtua Duga Salah Suntik, Ini Penjelasan RS

Kompas.com - 02/03/2023, 13:48 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com- A, bayi berusia 51 hari yang dirawat di RS Labuang Baji, Makassar, Sulawesi Selatan, meninggal dunia, Selasa (28/2/2023) sekitar pukul 05.00 Wita.

Aco Sukri (43), ayah A menduga adanya malpraktik yang menyebabkan anaknya meninggal dunia.

Dugaan ini muncul karena A mengalami pendarahan hebat saat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Labuang Baji yang diduga karena perawat yang menangani berulangkali menyuntik untuk mengambil darah.

"Jadi tidak keluar darahnya pas mau diambil sampelnya, sampai itu perawat panggil temannya untuk dibantu," kata Aco Sukri, Selasa (28/2/2023), seperti ditulis Tribunnews.com.

Baca juga: Orangtua Bayi Meninggal karena Gagal Ginjal Akut di Tasikmalaya Mengira Anaknya Masuk Angin

Menurut Aco, pendarahan ini berlangsung lama, cuma disuruh tutup saja pakai perban. Begitu perbannya dibuka, keluar lagi darah seperti orang habis teriris pisau.

 

Aco menuturkan, dia membawa anaknya ke RSUD Labuang Baji karena kelainan usus pada Senin sore.

Penjelasan RS 

RS Labuang Baji menggelar konferensi pers terkait kabar bayi berumur 51 hari yang meninggal dunia lantaran diduga salah suntik.

Konferensi pers itu dihadiri Direktur RS Labuang Baji Abdul Haris Nawawi, Ketua Komite Medik RSLB, dr Ummu Atiah dan Dokter Bedah Anak, dr Munawir Makkadafi, yang berlangsung di RSLB, Selasa (28/2/2023) sore.

Baca juga: Antar Pasien Bayi yang Baru Lahir, Mobil Ambulans Terguling usai Ditabrak Truk di Ciamis

Ketua Komite Medik RSLB, dr Ummu Atiah menjelaskan, bayi A masuk ke RS Labuang Baji setelah dirawat di RS Pertiwi.

"Pasien memang datang sendiri walaupun sebelumnya sudah dirawat di RS lain (RS Pertiwi)," ujar Ummu Atiah, seperti ditulis Tribunnews.com.

Saat masuk ke RSLB, orangtua A, lanjut Ummu Atiah, membawa hasil rotgen dari rumah sakit sebelumnya.

"Datang ke kita membawa hasil lab dan foto rotgen, di mana hasil foto rotgennya itu memang ada kecurigaan ada sumbatan pada bagian usus," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, kondisi hemoglobin A juga dalam kondisi rendah.

"Kondisi anak saat datang kesini HB-nya sangat rendah sekitar 7,8 kemudian kita cek disini menjadi 6, artinya HB nya terlalu rendah," bebernya.

Atas dasar itu, pihaknya pun berupaya untuk memulihkan kembali kondisi A.

"Prosesnya memang kita memperbaiki kondisi korban dulu baru kemudian kita merencanakan untuk lakukan operasi emergency, tapi tidak serta merta harus kita lakukan kalau kondisi umumnya tidak merugikan," jelas Ummu Atiah

Tidak hanya itu, upaya transfusi darah terhadap bayi malang itu disebut Atiah juga telah disiapkan.

"Kita persiapkan transfusi dan segala macamnya dan kita pindahkan dari UGD masuk ke perawatan PICU ruang khusus perawatan untuk anak," ungkap Atiah.

"Namun kondisinya terus menurun hingga akhirnya pada saat jam 5 lewat dinyatakan meninggal dunia," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Penjelasan Ayah Bayi 51 Hari Meninggal Dunia di RS Labuang Baji Diduga Salah Suntik, 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satu Korban Longsor di Toraja Utara Ditemukan Tewas

Satu Korban Longsor di Toraja Utara Ditemukan Tewas

Makassar
Longsor Terjang Toraja Utara, 8 Orang Tertimbun Saat Hendak ke Acara Rambu Solo’

Longsor Terjang Toraja Utara, 8 Orang Tertimbun Saat Hendak ke Acara Rambu Solo’

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Viral, Video 2 Bocah di Makassar Berbuat Asusila di Area Perkuburan

Viral, Video 2 Bocah di Makassar Berbuat Asusila di Area Perkuburan

Makassar
Video Viral Perempuan Ngamuk Ludahi Petugas Dishub Saat Mobilnya Digembok

Video Viral Perempuan Ngamuk Ludahi Petugas Dishub Saat Mobilnya Digembok

Makassar
Kejari Palopo Tetapkan 2 Tersangka Pengadaan Mobil Bodong Dinas Lingkungan Hidup

Kejari Palopo Tetapkan 2 Tersangka Pengadaan Mobil Bodong Dinas Lingkungan Hidup

Makassar
Bukan Habitatnya, BKSDA Evakuasi Penyu dari Kolam Kotamara Baubau

Bukan Habitatnya, BKSDA Evakuasi Penyu dari Kolam Kotamara Baubau

Makassar
3 Hari Dilanda Banjir, 129 Rumah Terendam di Kecamatan Baebunta Luwu Utara

3 Hari Dilanda Banjir, 129 Rumah Terendam di Kecamatan Baebunta Luwu Utara

Makassar
Sopir Truk Ditemukan Tak Bernyawa di Pelabuhan Ferry Baubau, Polisi: Ada Riwayat Stroke

Sopir Truk Ditemukan Tak Bernyawa di Pelabuhan Ferry Baubau, Polisi: Ada Riwayat Stroke

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Makassar
Warga Makassar Temukan Kardus Berisi Bayi Perempuan di Depan Warung

Warga Makassar Temukan Kardus Berisi Bayi Perempuan di Depan Warung

Makassar
Buron 2 Bulan, Pria yang Melempar Bom Molotov ke Ayah dan Adik Ditangkap

Buron 2 Bulan, Pria yang Melempar Bom Molotov ke Ayah dan Adik Ditangkap

Makassar
Pengiriman Emas Batangan 10 Kg Diduga Hasil PETI Digagalkan di Bandara Sam Ratulangi Manado

Pengiriman Emas Batangan 10 Kg Diduga Hasil PETI Digagalkan di Bandara Sam Ratulangi Manado

Makassar
Antisipasi Penyakit Jembrana, Pemprov Gorontalo Perketat Wilayah Perbatasan dengan Sulteng

Antisipasi Penyakit Jembrana, Pemprov Gorontalo Perketat Wilayah Perbatasan dengan Sulteng

Makassar
Motif Penganiayaan Bocah SMP di Makassar, Pelaku Sakit Hati Sering Dipalak dan Diejek

Motif Penganiayaan Bocah SMP di Makassar, Pelaku Sakit Hati Sering Dipalak dan Diejek

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com