"Selalu mengancam mau bunuh diri kalau saya tidak balas chatnya bilang mau bunuh diri lah, nah iris-iris tangannya," ungkap dia.
Tak hanya itu, Nisa juga sempat diminta kabur dari rumah untuk bertemu dengan Ali.
"Ali yang suruh kabur dari rumah, makanya kirim uang supaya saya ikut sama dia," jelas dia.
Diketahui, penyebab ditolaknya lantaran Nisa telah dijodohkan dengan pria asal Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Ali yang kecewa akhirnya menuntut seluruh biaya yang telah dikeluarkan selama ini.
"Lamarannya ditolak karena ternyata sebelumnya telah ada pria asal Palu yang datang melamar bahkan maharnya Rp 50 juta dan hajatannya akan dilangsungkan setelah lebaran Idul Fitri," kata Nurpanca, Kabid kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Dinas Kesbangpol kabupaten Wajo, yang dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin.
Setelah itu, Ali mendatangi Mapolres Wajo untuk dilakukan mediasi.
Polisi kemudian mempertemukan Ali dengan orangtua Nisa.
Namun, orangtua Nisa kembali menegaskan penolakan lamaran tersebut karena telah ada pria lain yang sebelumnya datang melamar.
Kemudian, Ali menuntut agar uang senilai Rp 9 juta yang ditranfer ke rekening Nisa agar dikembalikan.
Tak hanya itu, Ali juga meminta agar seluruh biaya yang telah dikeluarkan sejak dari India ke Indonesia agar diganti rugi.
"Lamarannya tetap ditolak karena memang sudah pria yang sebelumnya datang melamar dan Asib ini menuntut ganti rugi seluruh biaya yang telah dikeluarkan, tapi pihak keluarga perempuan hanya menyanggupi 10 juta," kata Nurpanca.
Mediasi ini kemudian berjalan alot hingga Ali memilih mengikhlaskan uang tersebut.
Bahkan, dia mendoakan agar gadis pujaan hatinya kelak bahagia dengan pria lain.
Setelah penolakan tersebut, Ali memilih meninggalkan Kabupaten Wajo menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.