Pembuatan kapal pinisi mengikuti aturan tertentu yang disebut ruling. Kayu untuk membuat kapal pinisi biasanya dikumpulkan pada tanggal 5 dan 7 yang masing-masing memiliki arti tertentu.
Masyrakat setempat meyakini, angka 5 artinya rezeki yang sudah ada di tangan. Angka 7 berarti selalu mendapatkan rezeki.
Setelah kayu-kayu itu terkumpul lalu dipotong dan dirakit menjadi kapal. Setiap tahap pembuatannya disertai dengan ritual tertentu.
Ritual terakhir adalah saat kapal meluncur ke laut.
Dikutip dari artikel Kompas.com pada Februari 2022, pinisi sebenarnya merujuk pada sistem layar, tiang, dan layar. Bagian-bagian itu dipasangkan pada lambung kapal.
UNESCO juga telah menetapkan seni pembuatan kapal dengan sistem pinisi sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada akhir 2017.
Sejarah membuktikan, kapal pinisi merupakan penjelajah samudera yang tangguh.
Kapal layar tradisional ini bahkan sudah sampai ke Pulau Madagaskar.
Di tengah kemajuan teknologi pembuatan kapal, pinisi masih terbukti mampu menaklukan kerasnya ombak di tengah samudera.
Salah satu ekspedisi kapal pinisi terkenal adalah Pelayaran Pinisi Nusantara pada tahun 1986.
Kapal pinisi yang dinakhodai oleh Kapten Gita Arjakusuma itu berlayar dari Indonesia sampai Vancouver di Kanada. Pelayaran yang memakan waktu lebih dari 2 bulan itu disambut gembira oleh ribuan pengunjung Vancouver Expo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.