Unsur pertama dalam Tari Kipas Pakarena adalah gerakan tangan, yang dilakukan dalam posisi duduk.
Tangan penari akan diayunkan ke kanan dan ke kiri serta ke arah depan dengan tempo yang cukup lambat.
Gerakan awal dan akhir dilakukan dalam posisi duduk, dan menjadi tanda dimulai dan diakhirinya tarian.
Selain itu ada pula gerakan memutar yang menggambarkan siklus hidup manusia.
Kemudian ada juga gerakan naik turun, yang menggambarkan kondisi manusia yang terkadang di atas dan juga di bawah.
Aturan Tari Kipas Pakarena cukup unik, yaitu penari tidak diperbolehkan membuka mata terlalu lebar selama pementasan.
Unsur kedua dalam Tari Kipas Pakarena berupa gerakan kaki.
Dalam gerakan kaki ini penari tidak diperbolehkan mengangkat kaki terlalu tinggi, untuk menjaga stamina karena tarian ini berdurasi hampir 2 jam.
Dari segi pola gerakan, tarian ini dimulai dengan posisi duduk, lalu berputar searah jarum jam.
Karena namanya Tari Kipas Pakarena, maka kipas menjadi properti utama dalam tarian tradisional ini.
Kipas ini akan dimainkan dengan tangan kanan oleh para penari. Namun kipasnya tidak memiliki kriteria khusus.
Selain kipas, properti Tari Kipas Pakarena yang dibutuhkan antara lain selendang, sarung, dan Baju Bodo berwarna merah dan hijau.
Baju Bodo merupakan pakaian adat Suku Bugis. Warna pakaian ini menunjukkan strata sosial di masyarakat.
Bahan dasar Baju Bodo adalah kain sutra. Namun saat ini, pakaian ini juga dibuat dengan kain kasa atau yang lainnya.
Pada bagian kepala, penari juga menggunakan konde dan menggunakan hiasan lain berwarna emas.
Aksesoris lain juga dikenakan, mulai dari gelang, kalung, hingga anting sebagai pelengkap.
Sumber:
Sulselprov.go.id
Gramedia.com