KOMPAS.com - Suku Dayak berasal dari nama kolektif berbagai suku di Kalimantan. Secara umum disebutkan masyarakat yang tergolong suku Dayak menghuni pedalaman Kalimantan.
Dikutip dari jurnal.ugm.ac.id, suku Daya merupakan suku kolektif dari Melayu, Bugis, Makassar, Cina, Jawa, Madura dan suku-suku lain yang mendiami daerah pantai dan daerah hilir.
Ditambahkan pula, mayoritas orang Melayu Kalimantan adalah keturunan Dayak.
Dikutip dari laman elibrary.unikom.ac.id, penyebutan Dayak bagi orang Kalimantan asli masih harus dikaji.
Karena sampai saat ini belum ada informasi yang pasti mengenai asal usul penyebutan tersebut.
Baca juga: Ngayau, Tradisi Turun-temurun dari Suku Dayak
Dari berbagi literatur ada 4 sebutan untuk orang Kalimantan, yaitu Dayak', Dyak', Daya', dan Daya.
Diutip dari p2k.unkris.ac.id, hukum budaya adat istiadat masyarakat Dayak merupakan hukum budaya istiadat maritim atau bahari.
Hampir, semua nama sebutan orang Dayak memiliki manfaat untuk berkomunikasi dengan 'perhuluan' atau sungai. Terutama, nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya.
Orang Dayak dibagi dalam 6 rumpun, yaitu rumpun Klemantan alias kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan (Dayak Kayan, Dayak Kenyah, dan Dayak Bahau), rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju, dan rumpun Punan.
Tradis berburu kepala dilakukan suku Dayak secara turun temurun. Tradisi ini dipenuhi dendam dan pembuktian diri.
Seorang anak yang ayahnya dibunuh akan membalas dendam pada keluarga pembunuh dengan mengambil kepalanya dan membawanya ke rumah.
Hal ini ditanamkan secara turun temurun pada anak-anak suku Dayak.
Baca juga: Asal-usul Suku Dayak di Kalimantan
Anna Durin dan kawan-kawan dalam jurnal berjudul Pengaruh Nganyu atau headhunting dalam Penciptaan Motif-motif Tekstil Pua Kumbu Masyarakat Iban Sarawak (2011) menyebutkan bahwa seorang pemuda Dayak harus melakukan Ngayu.
Tradisi ini sebagai pembuktian agar dia dapat membanggakan keluarga dengan menyandang Bujang Berani.
Selain itu, tradisi juga sebagai syarat untuk menikahi gadis pilihan.
Perburuan kepala tidak dilakukan sendiri-sendiri melainkan dalam kelompok kecil maupun besar.
Perburuan kepala suku Dayak berhenti setelah dilarang pada Rapat Damai Tumbang Anoi tahun 1984. Hal ini membawa ketenangan penduduk kalimantan. (Editor: Serafica Gischa)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.