BUTON, KOMPAS.com - Sebanyak 46 anak di bawah lima tahun (balita) dan dua ibu hamil di Kecamatan Wolowa, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, mengalami keracunan makanan.
Kejadian ini terungkap pada Senin (26/5/2025) malam ketika mereka mengalami gejala pusing dan muntah-muntah sehingga terpaksa dilarikan ke Puskesmas Wolowa untuk mendapatkan perawatan.
Nurdin, salah satu orang tua korban, menjelaskan bahwa makanan yang dikonsumsi anak-anak tersebut merupakan bubur ayam yang diberikan sebagai makanan gizi tambahan.
Makanan ini berasal dari katering yang disediakan oleh kader posyandu untuk anak-anak yang didiagnosis stunting.
“Anakku tidak menderita stunting, hanya sepupunya yang stunting. Jadi setelah dia makan, bibinya kasih makan saya punya anak,” ungkap Nurdin saat ditemui di RSUD Buton, Selasa (27/5/2025).
Baca juga: Memanipulasi Label Kedaluarsa, Terdakwa Keracunan Massal di Kediri Divonis Penjara 1 Tahun
Setelah mengonsumsi bubur ayam tersebut, anak Nurdin yang berusia satu tahun mulai mengalami mual dan muntah.
“Jadi saya langsung bawa ke rumah sakit, sama sepupunya itu juga kita bawa ke rumah sakit,” tambahnya.
Dari total 46 anak yang dirawat di Puskesmas Wolowa, sembilan di antaranya dirujuk ke RSUD Buton. Sementara itu, 37 anak lainnya yang dirawat di Puskesmas sudah diperbolehkan pulang.
"Tadi malam sampai pukul 02.00 dini hari, semua anak alhamdulillah sudah pulang. Dua orang anak yang dirawat di Puskesmas Siotapina juga sudah diperbolehkan pulang, hanya sembilan anak yang masih dirawat di RSUD," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Syafaruddin.
Baca juga: Libatkan Dinkes untuk MBG, Wakil Wali Kota Bandung Jamin Tak Ada Lagi Siswa Keracunan
Syafaruddin menjelaskan bahwa puluhan anak balita dan dua ibu hamil tersebut mengonsumsi bubur ayam yang merupakan makanan tambahan untuk balita gizi kurang dan ibu hamil kekurangan energi kronis.
“Ini pemberian hari ke sembilan dan itu terjadi mulai jam 5 sore indikasi keracunan makanan dengan kondisi mual, muntah dan diare,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa program makanan tambahan ini merupakan bagian dari program nasional yang bekerja sama dengan salah satu katering.
“Makanan tersebut diantar ke tujuh desa dalam wilayah kerja Puskesmas Wolowa, dan sorenya sudah ada kejadian keracunan makanan,” tuturnya.
Saat ini, Dinas Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan dengan mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan pada puluhan balita dan dua ibu hamil tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang