Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Makassar Rendam 3 Kecamatan, 1.403 Jiwa Mengungsi

Kompas.com, 22 Desember 2024, 14:58 WIB
Reza Rifaldi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), membuat sejumlah kecamatan terendam banjir hingga setinggi 2 meter.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, pada Minggu (22/12/2024), total ada tiga kecamatan yang terdampak parah.

Kepala BPBD Makassar, Akhmad Hendra Hakamuddin mengatakan, tiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Manggala, Biringkanaya, dan Panakkukang.

"Ada tujuh kelurahan di tiga kecamatan yang terdampak banjir," ucap Akhmad saat dikonfirmasi oleh awak media, Minggu siang.

Baca juga: Uang Palsu Ratusan Triliun Dicetak di Kampus UIN Makassar, Siapa Dalangnya?

Kelurahan yang terdampak ini adalah Kelurahan Manggala dan Batua, Kecamatan Manggala; Kelurahan Katimbang, Paccerakkang, dan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya; serta Kelurahan Tamamaung dan Pandang, Kecamatan Panakkukang.

Sementara itu, jumlah warga yang mengungsi saat ini mengalami peningkatan dari sebelumnya hanya 221 kepala keluarga (KK), kini menjadi 381 KK.

"Jumlah pengungsi sekarang ini ada 381 KK atau sekitar 1.403 jiwa. Warga terdampak sementara ini ditempatkan di 27 titik pengungsian yang telah didirikan," beber dia.

Baca juga: Staf UIN Makassar yang Diduga Terkait Sindikat Uang Palsu Meninggal Dunia

Kondisi cuaca di Kota Daeng saat ini masih terus diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, sehingga tim SAR gabungan masih terus memantau kondisi air di lokasi terdampak banjir.

"Kita masih terus memantau kondisi seiring hujan yang terus mengguyur Kota Makassar. Seluruh personel masih standby," tutup dia.

Sebelumnya diberitakan, ratusan rumah di Kompleks Kodam 3, Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, terendam banjir.

Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai mengevakuasi warga pada Sabtu (21/12/2024) sore.

Seorang lanjut usia (lansia) yang sedang sakit terpaksa dievakuasi dari rumahnya karena sudah terendam banjir.

Tim BPBD Kota Makassar pun langsung mengevakuasi lansia tersebut dari rumahnya yang terendam banjir ke mobil ambulans.

Selanjutnya, lansia tersebut dibawa ke puskesmas.

Tim BPBD juga mengevakuasi beberapa warga lainnya, termasuk anak-anak, menggunakan perahu.

Saat ini, ratusan warga sudah dievakuasi ke tempat yang tidak terendam banjir.

Beberapa masjid di sekitar lokasi banjir dijadikan tempat pengungsian.

Koordinator Lapangan (Korlap) BPBD Kota Makassar, Patarai, yang ditemui di lokasi banjir di Paccerakkang, mengatakan bahwa pihaknya telah mengevakuasi warga yang rumahnya terendam banjir.

Menurut dia, ketinggian banjir di Paccerakkang bervariasi mulai 50 sentimeter hingga 70 sentimeter.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau