Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayat Wanita Ditemukan di Area Pelabuhan Ferry Wamengkoli Buton Tengah

Kompas.com, 8 November 2024, 08:14 WIB
Defriatno Neke,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BUTON TENGAH, KOMPAS.com - Warga dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat wanita yang ditemukan terapung di area pelabuhan kapal feri Wamengkoli, Desa One Waraa, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, pada Kamis (7/11/2024).

Seorang petugas dan warga setempat segera mengevakuasi jasad korban dan membawanya ke daratan.

Baca juga: Mayat Berlumur Darah Ditemukan di Sisi Sungai Taman Pancing Denpasar

"Mayat dilihat di sekitar areal samping dermaga pelabuhan dan ditemukan sedang mengapung di atas permukaan laut oleh petugas kapal feri Wamengkoli," kata Kasat Reskrim Polres Buton Tengah, AKP Sunarton Hafala, melalui pesan pendek, Jumat (8/11/2024).

Penemuan mayat tersebut membuat warga yang melintas di pelabuhan feri menjadi heboh.

Seorang petugas medis dan seorang warga kemudian berenang untuk mengevakuasi jasad wanita tersebut.

Setelah berhasil dibawa ke daratan, tim Inafis dari Polres Buton Tengah melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian.

Menurut keterangan warga di sekitar pelabuhan feri, korban perempuan terlihat mondar-mandir di sekitar pos jaga pintu palang masuk dermaga kapal feri sejak pagi.

"Sekitar pukul 12.00 WITA, korban masih sempat dilihat terakhir oleh para petugas feri yang saat itu sedang duduk termenung seorang diri di depan pos MB feri Wamengkoli," ujar Sunarton.

Polisi kemudian menemukan suami korban, Basri, yang mengaku bahwa ia bersama korban hendak menuju Kota Baubau untuk berobat.

"Selama ini, korban mempunyai riwayat depresi berat atau gangguan jiwa, terkadang bepergian serta berjalan sendirian, dan sudah 3 hari terakhir korban tidak tidur," ucap Sunarton.

Sunarton menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan suami korban, Basri, keduanya berasal dari Desa Marobo, Kecamatan Marobo, Kabupaten Muna, dan hendak ke Baubau.

Baca juga: Mayat Pria Ditemukan Depan Rumah Kosong Sukabumi dan Dibiarkan 3 Hari

Namun, setelah tiba di pelabuhan ferry Wamengkoli Buton Tengah, korban bernama Wa Naiya, berubah pikiran dan menolak untuk melanjutkan perjalanan ke Kota Baubau serta enggan pulang ke rumah.

"Suaminya sempat meninggalkan korban untuk berbincang sambil ngopi bersama temannya di warung sekitar area pelabuhan feri Wamengkoli," kata Sunarton.

Setelah mendapatkan informasi dari warga mengenai penemuan mayat perempuan tanpa identitas di dermaga pelabuhan ferry, Basri mengecek dan mengonfirmasi bahwa korban adalah istrinya.

"Suami korban meminta untuk tidak dilakukan pemeriksaan jasad korban di rumah sakit umum daerah Buton Tengah, namun ia meminta agar jasad dipulangkan ke desanya dan difasilitasi ambulans," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau