Editor
KOMPAS.com - Fatma Afita (40) dan anakanya, Dewa Saputra (4) menjadi korban tewas dalam bencana longsor di tambang emas ilegal di Desa Pemukiman, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (7/7/2024) dini hari saat korban tertidur lelap. Keduanya berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Sementara suami Fatm, belum diketahui keberadaanya. Mereka tercatat sebagai warga Desa Duano, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango.
Kepala Desa Duano, Ayub Irianto Iran Hadju mengatakan Fatma dan suaminya membuka usaha warung di lokasi tambang. Sehari-hari, bersama anaknya, mereka menginap di warung tersebut.
"Yang baru ditemukan istri dan anaknya, sedangkan ayahnya belum ditemukan," ungkap Kepala Desa Duano, Ayub Irianto Iran Hadju, Minggu.
Baca juga: Tragedi Longsor Tambang Emas di Gorontalo, Daftar Nama 51 Orang Hilang dan Kendala Evakuasi
Rencananya, jasad Fatma dan anaknya akan dimakamkan di kampung halamannya atau desa sang suami.
"Kemungkinan akan dikebumikan di Desa Duano atau desa suaminya di Dumbaya Bulan," ungkap Ayub.
Sementara itu, pencarian korban yang tertimbun longsor di tambang emas di Kecamatan Suwawa Timur, mengalami kendala akibat hujan deras.
Kepala Kantor Basarnas Gorontalo, Heriyanto, mengatakan pencarian korban tertimbun sempat dihentikan sementara karena hujan deras.
Cuaca buruk di lokasi kejadian membuat proses pencarian menjadi sangat berbahaya bagi tim penyelamat.
"Untuk proses pencarian di lokasi kejadian dihentikan sementara waktu, mengingat saat ini masih terjadi hujan," kata Heriyanto saat ditemui di Posko SAR, Senin (8/7/2024) malam.
Baca juga: UPDATE: 20 Orang Tewas dalam Bencana Longsor Tambang Emas di Gorontalo, 51 Lainnya Masih Hilang
Korban tewas akibat longsor bertambah menjadi 19 jiwa dari sebelumnya 11 orang. Selain korban tewas, setidaknya masih ada 51 orang yang masih dalam pencarian.
"Untuk proses pencarian korban yang tertimbun longsor masih berjumlah 51 orang, berdasarkan data posko dan berdasarkan beberapa warga yang datang untuk melaporkan kehilangan anggota keluarga," lapor Jurnalis KompasTV, Hence Tumilaar, di lokasi kejadian, Selasa (9/7/2024).
Korban tewa yang masih dalam pencarian bukan hanya pekerja tambang, tapi juga warga lainnya yang membuka usaha jualan di area longsor.
Tim penyelamat harus menempuh medan berat untuk menuju ke lokasi kejadian karena jembatan yang biasanya dilewati kendaraan telah ambruk akibat banjir.
Heriyanto mengungkapkan tim Basarnas dan TNI/Polri harus berjalan kaki sejauh 23 kilometer dari posko menuju lokasi.
Baca juga: Polri Kirim Helikopter AW 169 untuk Evakuasi Korban Longsor Tambang Emas di Gorontalo