MAKASSAR,KOMPAS.com - Abd Muis Daeng Nyala adalah calon jemaah haji (CJH) kloter 19 Embarkasi Makassar asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang berangkat haji tahun ini.
Jemaah haji lanjut usia (lansia) umur 73 tahun ini tiba bersama 273 jemaah Kabupaten Takalar lainnya di Aula Arafah Asrama Haji Sudiang Makassar, Sabtu (25/5/2024) siang.
Dia meceritakan, harus menunggu selama 13 tahun lamanya agar bisa berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima ini.
"13 tahun menunggu, saya berangkat sama anak," kata Abd Muis yang menggunakan kursi roda saat ditemui Kompas.com di area jemaah haji khusus lansia Aula Arafah Asrama Haji Sudiang Makassar, Sabtu.
Baca juga: 352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?
Jemaah lansia yang merupakan pensiunan polisi dari Polres Takalar ini mengaku, awalnya mendaftar haji bersama sang istri pada 2011 silam.
Namun impiannya berangkat ke Baitullah bersama sang istri tercinta harus pupus. Sebab, istrinya meninggal dunia pada September 2023 lalu.
"Waktu daftar (haji) sama istri 2011, tapi bulan 9 tahun 2023 kemarin meninggal. Jadi anak saya yang gantikan," katanya lagi.
Baca juga: 4 Calon Jemaah Haji asal Bone Batal Berangkat Ke Tanah Suci, Apa Penyebabnya?
Baca juga: Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji
Lansia yang akrap disapa Daeng Nyala ini pun mengenang kembali saat dirinya bersama almarhumah istrinya mendaftar haji pada 2011.
Abd Muis mengaku harus menjual 2 tanah kavelingnya untuk mendaftar haji.
"Waktu bayar uang pendaftarannya dulu saya jual tanah perumahan 2 kaveling harganya, Rp 50 juta. Waktu (daftar haji) sama istri, nanti setelah selesai daftar nabunglah sedikit-sedikit, akhirnya terkumpul," ungkapnya.
"Nabungnya itu sekitar 13 tahun juga," imbuh dia.
Baca juga: Mengenal Gelang Haji yang Dipakai Jemaah Haji Indonesia
Perkiraannya, uang hasil penjualan tanah kavelingnya tersebut cukup untuk haji berdua dengan istri. Ternyata, perkiraannya meleset dan untuk pelunasannya lebih dari Rp 60 juta.
Lebih lanjut, pensiunan polisi yang memiliki pangkat terakhir sebagi kopral kepala ini mengeluhkan lamanya proses daftar tunggu ibadah haji.
"Repot sekali saya rasa, tenaga sudah sangat berkurang, kekuatan sudah menurun sama sekali, baru dapat kesempatan berangkat haji," tuturnya.
Kini, lanjut Daeng Nyala, tenaganya sudah tak sekuat dulu, ketika dirinya mendaftar haji pada 2011 lalu.