KOMPAS.com - Tarian menjadi salah satu kekayaan budaya di suatu daerah, tak terkecuali tarian Sulawesi Tengah.
Tarian Sulawesi Tengah menggambarkan budaya masyarakat Sulawesi Tengah, seperti tenun sarung maupun kehidupan sebagai petani.
Fungsi tarian Sulawesi Tengah antara lain sebagai ungkapan rasa syukur, penyambutan tamu, maupun acara budaya.
Berikut ini sejumlah tarian Sulawesi Tengah
Tarian Pontanu berasal dari Sulawesi Tengah, khususnya Donggala. Tarian menggambarkan kegiatan para penenun sarung di Donggala.
Penari tari Pontanu adalah penari wanita berjumlah empat orang atau lebih.
Gerakan tari Pontanu diawali dengan gerakan tari yang dikreasikan, gerakan menenun, dan membentangkan sarung Donggala yang dibawa oleh masing-masing penari.
Musik pengiring berupa alat musik tradisional Sulawesi Tengah, seperti ngongi dan ganda.
Busana penari tari Pontanu adalah busana adat dengan baju longgar tanpa lengan disebut Nggembe dan bawahnnya menggunakan sarung khas Donggala yang disebut Buya Sabe.
Baca juga: Tari Pontanu, Tari Tradisional Suku Kaili Sulawesi Tengah
Tari Dopalak adalah tari tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah dan biasanya ditarikan sebanyak tujuh penari.
Satu penari berperan sebagai palima, yakni kepala penari. Sedangkan, enam penari lainnya disebut dayang-dayang.
Tari Dopalak menggambarkan tujuh penari membawa dulang, yang biasa digunakan untuk mencari emas secara tradisional.
Gerakan tari Dopalak menggambarkan masyarakat yang tengah mencari emas yang bercampur pasir.
Busana penari berupa busana adat Sulawesi Tengah berupa baju lengan pendek dengan warna cerah, seperti kuning dan merah.
Tari Dopalak diiringi dengan alat musik tradisional Sulawesi Tengah, yaitu Kakula Nuada.