KOMPAS.com - Anggap kematian anakknya tak wajar, seorang ibu di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), datangi markas kepolisian sektor (Mapolsek) Bontoala, Senin (9/10/2023).
Ibu yang bernama Iriyanti (37) itu mengaku anaknya tewas dianiaya dan bukan karena kecelakaan.
Hal itu, kata Iriyanti, berdasar keterangan dokter rumah sakit yang menangani anaknya yang bernama Revan (16).
Baca juga: Dua Tersangka Bentrokan Senior Vs Junior di UNM Makassar Otomatis DO
"Saat itu anak saya dibawa ke RS Pelamonia. Kemudian dokter bilang tidak kecelakaan ini. Dikeroyok ini. Dokter bilang begitu," ujar dia.
Menurut Iriyanti, berdasar keterangan dari dokter, ada beberapa bekas luka yang diduga bukan akibat kecelakaan.
Baca juga: Angkot Kecelakaan di Tol Tangerang-Merak, 15 Penumpang Luka-luka
Iriyanti saat itu juga diminta untuk menyediakan uang Rp 80 juta untuk biaya operasi.
"Saat diperiksa dokter itu di bagian kepala, kemudian matanya lebam ada cairan warna kuning di telinganya keluar, dokter bilang harus dioperasi ini anaknya dan harus sediakan uang sekitar Rp 80 juta untuk dioperasi," katanya.
Sementara itu, setelah mendapat informasi kondisi anaknya itu Iriyanti lalu mendatangi Polsek Bontoala.
Iriyanti mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kematian buah hatinya. Dirinya meyakini anaknya telah tewas dianiaya oleh orang tak dikenal.
"Ini sudah dua bulan lebih tidak ada perkembangan kasus. Saya hanya mau keadilan, tersangkanya semoga ditangkap. Saya yakin anak saya dikeroyok," ujar dia.
Sebagai informasi, Revan dibawa ke rumah sakit karena diduga alami kecelakaan di Jalan Veteran Utara, Pasar Kalimbu, Kecamatan Bontoala, pada Jumat 4 Agustus dini hari.
Terkait kasus itu, polisi mengaku masih mendalami dugaan soal penganiayaan. Namun hingga saat ini belum ditemukan saksi dan barang bukti yang menguatkan.
"Namun, belum ada yang menuju ke arah sana (penyebab lain selain kecelakaan). Kami masih melakukan penyelidikan sesuai Pasal 184 kami belum menemukan 2 alat bukti untuk ditingkatkan ke penyidikan jadi masih penyelidikan sampai sekarang," ujar Kapolsek Bontoala Makassar Kompol Muhammad Idris.
Saat ini polisi masih mendalami keterangan sejumlah saksi. Setidaknya ada delapan saksi yang telah diperiksa.
Sementara itu, polisi menjelaskan, kejadian kecelakaan itu diduga karena korban menabrak trotoar.
"Mungkin karena kaget apalagi banyak orang saat subuh makanya mungkin dia buru-buru tancap gas lagi, karena dia kecepatan tinggi dan borboncengan 4 dengan motor Scoopy dan mungkin tidak bisa menguasai akhirnya jatuh menabrak trotoar, seperti itu," terangnya.
(Penulis: Darsil Yahya M. | Editor: Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.