Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Rombongan Pengantar Jenazah di Makassar Bersikap Arogan, Ini Kata Polisi

Kompas.com, 26 Juli 2023, 17:45 WIB
Reza Rifaldi,
Khairina

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Beredar video viral aksi arogan yang kembali dilakukan sejumlah rombongan pengantar jenazah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dalam video yang beredar, nampak rombongan pengantar jenazah yang mayoritas menggunakan kendaraan roda dua ini terjebak macet.

Beberapa pengantar jenazah juga bahkan turun dari kendaraannya untuk membuka jalur akibat macet parah tersebut.

Baca juga: Tak Terima Disebut Arogan di Jalan, Pria di Ciamis Pukul Kaca Mobil Pakai Kunci Inggris

Di saat yang sama, ada kendaraan roda empat milik warga tepat berhadapan dengan rombongan pengantar jenazah itu. Tanpa diduga seorang pria tiba-tiba saja memukul spion mobil warga.

Dari informasi yang dihimpun, saat itu iring-iringan pengantar jenazah yang berbuat arogan itu sedang melawan arus lantaran menghindari aksi unjuk rasa.

Kasat Lantas Polrestabes Makassar AKBP Amin Toha mengatakan, aksi tersebut terjadi tepat di depan pintu masuk Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar di bilangan Jalan Urip Sumiharjo, Kota Makassar, Sulsel, pada Selasa (25/7/2023).

"Kemarin itu memang ada beberapa titik aksi unjuk rasa termasuk di Jalan Urip Sumiharjo (depan Unhas) pada saat melaksanakan aksi itu menutup akses jalan, pada saat bersamaan ada rombongan iring-iringan jenazah yang akan melintas," jelas Amin kepada awak media ditemui di ruang kerjanya. Rabu (26/7/2023) siang.

Baca juga: Minta Anggota Tingkatkan Pelayanan Masyarakat, Kapolda NTT: Hindari Perbuatan Arogan

Saat itu kata Amin, beberapa personel polisi yang berjaga di lokasi aksi unjuk rasa mengarahkan agar rombongan pengantar jenazah mengambil jalur sebelah atau melawan arus untuk dapat tiba segera di lokasi yang akan dituju.

"Hal itu memang diatur pasal 134 UU Lalu Lintas ada kendaraan prioritas salah satunya di poin ke enam itu iring-iringan jenazah. Tapi lebih bagus lagi jika dilakukan pengawalan oleh pihak kepolisian sehingga nantinya akan bisa memberikan kelancaran maupun keselamatan bagi rombongan," ungkapnya.

Untuk saat ini, pihak kepolisian masih menunggu laporan bagi masyarakat yang merasa dirugikan akibat sikap arogansi rombongan pengantar jenazah tersebut.

"Sampai saat ini masih kita menunggu (laporan) kemungkinan itu sebagai respon dari pengantar jenazah namun kita berharap bagi para pengguna jalan untuk saling menghormati lebih tertib, kalau toh mengiring jenazah tentunya harus ada aturan, saling menghargai hak orang lain di jalan yang harus kita jaga," harapnya.

Amin menegaskan , jika ada masyarakat ingin dibantu dalam hal pengawalan pengantar jenazah, maka segera menyampaikan ke Polrestabes Makassar maupun jajaran Polsek.

"Kami berharap untuk ke depannya bagi masyarakat yang kedukaan dan butuh pengawalan untuk mengantarkan jenazah kita sudah siapkan pengawalan dari Sat Lantas Polrestabes Makassar termasuk jajaran Polsek kita sudah menginformasikan," jelasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau