Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 2 Hari, Cabai Rawit di Palopo Sulsel Meroket hingga Rp 80 Ribu Per Kilogram

Kompas.com - 01/11/2023, 18:13 WIB
Amran Amir,
Khairina

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, harga sejumlah kebutuhan bumbu dapur di Pasar Andi Tadda, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Rabu (1/11/2023) siang  melonjak drastis.

Menurut pedagang, Harbiati (40), harga cabai rawit naik dari Rp 30.000 per kilogram menjadi Rp 80.000 per kilogram.

Harga cabai rawit naik sejak dua hari terakhir, ini akibat menipisnya pasokan yang ada dan daerah-daerah penghasil cabai rawit mengalami kekeringan yang lama,” kata Harbiati saat dikonfirmasi, Rabu (1/11/2023).

Baca juga: Harga Semua Jenis Cabai di Lamongan Naik, Tertinggi Cabai Rawit

Menurut Harbiati, harga cabai rawit pada bulan lalu sempat murah yakni harganya mulai Rp 18.000 tetapi terus mengalami kenaikan.

“Bulan lalu naik dari Rp 18.000 per kilogram menjadi Rp 20.000 terus naik menjadi Rp 30.000 dan sekarang sudah mencapai Rp 80.000 per kilogram, dengan naiknya harga ini kami sepi dari pembeli,” ucap Harbiati.

Lanjut Harbiati, selain cabai rawit, harga cabai keriting dan cabai merah besar ikut naik dari Rp 45.000 menjadi Rp 50.000 per kilogram, sementara harga tomat dan bawang merah serta bawang putih masih tetap.

“Kalau harga tomat masih bertahan dengan harga Rp 10.000 per kilogram  begitupun dengan bawang merah dan bawang putih masih bertahan di harga Rp 40.000 per kilogram,” ujar Harbiati.    

Salah seorang ibu rumah tangga, Mirna mengatakan kenaikan ini adalah yang tertingggi selama ini.

“Baru kali ini harganya paling mahal, mau bagaimana lagi yah terpaksa dikurangi saja penggunaan cabai,” tutur Mirna. 

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Purworejo Naik Jadi Rp 60.000 Per Kg

Menanggapi kenaikan harga cabai, Kepala Dinas Perdagangan Kota Palopo Nurlaeli mengatakan, pihaknya setiap saat memantau harga di pasaran serta berupaya menjaga stabilitas harga.

“Memang belakangan ini harga cabai naik terus, kami melakukan pemantauan pasar setiap hari, jadi kami mencoba tidak hanya berupaya menstabilkan harganya tapi juga menjaga ketersediaan stoknya, karena jika semakin berkurang maka harga akan semakin naik, stok saat ini tetap ada meski harga tetap naik, kenaikan ini dikarenakan karena musim kemarau panjang,” jelas Nurlaeli.

Nurlaeli menambahkan, upaya lanjut yang dilakukan Pemerintah Kota Palopo sehubungan dengan masih terus berlangsungnya musim kemarau yaitu dilaksanakan penanaman cabai rawit yang sudah berjalan beberapa bulan terakhir dan beberapa dari itu sudah mulai berbuah.

“Dengan program itu harapan kita semua warga bisa mengikuti anjuran tanam cabai, karena ini salah satu cara untuk menekan harga cabai di pasaran,” tambah Nurlaeli.

Upaya selanjutnya yang dilakukan dalam menekan tingginya harga cabai rawit yaitu melakukan pasar murah.

“Dalam waktu dekat akan kami buat pasar murah dan menghadirkan komoditas cabai rawit dan komoditas lainnya termasuk beras dan gula,” terang Nurlaeli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepasang Dokter di Makassar Digerebek Warga Berduaan di Dalam Mobil

Sepasang Dokter di Makassar Digerebek Warga Berduaan di Dalam Mobil

Makassar
'Harusnya Bapak yang Berangkat Haji....'

"Harusnya Bapak yang Berangkat Haji...."

Makassar
Daeng Magading, Jadi Relawan Tagana untuk Kepuasan Bukan Uang

Daeng Magading, Jadi Relawan Tagana untuk Kepuasan Bukan Uang

Makassar
Kunjungi Luwu, Mensos Risma Akui Medan Lokasi Bencana Longsor Sulit

Kunjungi Luwu, Mensos Risma Akui Medan Lokasi Bencana Longsor Sulit

Makassar
Calon Jemaah Haji Polewali Mandar Diberi 3 Tanda Pengenal Dilengkapi Barcode, Ini Tujuannya

Calon Jemaah Haji Polewali Mandar Diberi 3 Tanda Pengenal Dilengkapi Barcode, Ini Tujuannya

Makassar
Hendak Tangkap Pelaku Tawuran, Polisi di Makassar Malah Diserang Parang

Hendak Tangkap Pelaku Tawuran, Polisi di Makassar Malah Diserang Parang

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Persiapan PPIH Embarkasi Makassar Layani Jemaah Haji 99 Persen

Persiapan PPIH Embarkasi Makassar Layani Jemaah Haji 99 Persen

Makassar
Dilanda Banjir dan Longsor, BPBD Pinrang Tetapkan Status Siaga Bencana

Dilanda Banjir dan Longsor, BPBD Pinrang Tetapkan Status Siaga Bencana

Makassar
Banjir Bandang di Pinrang Diduga karena Pembukaan Lahan Besar-besaran

Banjir Bandang di Pinrang Diduga karena Pembukaan Lahan Besar-besaran

Makassar
Dilaporkan Kaki Terkilir, Seorang Pendaki di Gunung Lompobattang Dievakuasi

Dilaporkan Kaki Terkilir, Seorang Pendaki di Gunung Lompobattang Dievakuasi

Makassar
Diduga Kelelahan Saat Ikuti Bimtek, Kades di Sulsel Ditemukan Tewas

Diduga Kelelahan Saat Ikuti Bimtek, Kades di Sulsel Ditemukan Tewas

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Sederet Fakta Oknum TNI AL Tembak 2 Remaja di Makassar, 1 Korban Tewas

Sederet Fakta Oknum TNI AL Tembak 2 Remaja di Makassar, 1 Korban Tewas

Makassar
Buaya Muara Sepanjang 3,6 Meter Dievakuasi di Bolaang Mongondow

Buaya Muara Sepanjang 3,6 Meter Dievakuasi di Bolaang Mongondow

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com