Kabupaten Asmat yang memiliki wilayah yang sangat luas membuat jarak satu kampung dengan kampung lainnya atau kecamatan menjadi sangat jauh.
Terlebih, kontur tanahnya rawa-rawa sehingga perjalanan satu kampung ke kampung lainnya memakan waktu 1 sampai 2 jam dengan berjalan kaki.
Baca juga: Australia Kembalikan Tengkorak Asli Suku Asmat dan Dayak Hasil Penyelundupan
Suku Asmat dikenal sebagai pengukir handal dan diakui secara internasional. Ukiran suku Asmat sangat banyak jenis dan ragamnya.
Biasanya, ukiran yang dihasilkan menceritakan leluhur, kehidupan sehari-hari, dan rasa cinta mereka terhadap alam.
Suku Asmat juga menyenangi tarian dan nyanyian yang bisa ditampilkan ketika menyambut para tetamu, menghadapi masa panen, atau ritual penghormatan kepada roh leluhur.
Suku Asmat sangat menghormati leluhur mereka. Hal ini terlihat dari tradisi yang dimilikinya.
Meskipun, kebudayaan moderen sudah banyak berpengaruh pada kehidupan mereka, tapi tradisi dan adat istiadat susah dihilangkan.
Baca juga: DPR Galang Sumbangan Anggota untuk Suku Asmat
Suku Asmat memiliki tradisi yang dikenal 'Rumah Bujang' atau biasa disebut 'jew'.
Rumah ini merupakan bagian terpenting yang tidak terpisahkan dari kehidupan suku Asmat.
'Jew' merupakan rumah utama, tempat segala aktivitas dilakukan. Mengingat pentingnya rumah tersebut, saat jew didirikan harus dimulai dengan upacara terlebih dahulu.
Namuan hanya, pria yang belum menikah yang boleh tinggal di jew, kecuali ada acara besar. Sedangkan, perempuan sesekali boleh masuk ke dalam 'jew'.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.