LUWU, KOMPAS.com - Puluhan pelajar sekolah dasar (SD) di Desa Tibussan dan Desa Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan terpaksa menumpang belajar dan ujian di sekolah lain, yakni SD Balla di Kecamatan Bajo.
Aktivitas tersebut dilakukan lantaran gedung sekolah tempat mereka belajar terdampak longsor yang menerjang Kecamatan Latimojong, Luwu, Sulsel sejak Jumat (3/5/2024).
"Jumlah siswa sebanyak 31 orang yang semuanya terdiri dari kelas 1 sampai 6. Siswa kami ini adalah pengungsi akibat tanah longsor yang terjadi pada Mei lalu dan hingga saat ini masih mengungsi," ucap Kepala Sekolah SD Tibussan, Juharni, Selasa (11/6/2024).
Baca juga: Longsor Susulan Terjang Luwu Sulsel, Jalan Penghubung Antardesa Putus
Baca juga: Jalan Tertutup Longsor, Ibu Hamil di Luwu Terpaksa Ditandu untuk Melahirkan
Juharni menegaskan, meski dalam keterbatasan puluhan pelajar tersebut tetap semangat mengikuti pelajaran dan ujian.
"Meski tanpa seragam tapi semangat mereka belajar dan mengikuti ujian tetap ada, ada yang pakai baju kaus karena karena kondisinya harus dimaklumi, tapi kami juga menyediakan perlengkapan lain seperti alat tulis menulis," katanya lagi.
Peristiwa serupa juga dialami oleh pelajar di SD Buntu Sarek.
Mereka melaksanakan ujian di kantor kecamatan atau kantor Korwil Dinas Pendidikan Luwu di Kecamatan Bajo.
Baca juga: Banjir Rob, Solusi Rumah Apung Demak, dan Tantangannya...
Kepala Sekolah SD Buntu Sarek, Nuriani menjelaskan bahwa siswanya yang terdampak longsor Kecamatan Latimojong sebanyak 38 orang.
Mereka imbuhnya, melaksanakan ujian semester di Korwil Dinas Pendidikan Luwu Kecamatan Bajo.
"Selama bencana dan masa pemulihan, proses belajar-mengajar dan ujian untuk sementara waktu dipindahkan," kata dia.
Baca juga: Disdikpora Kota Yogyakarta Keluarkan SOP Study Tour, Apa Saja Isinya?
Nuriani meambahkan pascabencana tanah longsor yang melanda Kecamatan Latimojong, warga yang mengungsi akibat dampak tersebut masih trauma terlebih pada anak-anak.
"Anak-anak kami masih trauma pascakejadian bencana tanah longsor, apalagi anak-anak kami yang berasal dari Desa Buntu Sarek sangat trauma karena desa tersebut merupakan desa paling parah diterjang longsor dengan jumlah korban 8 orang meninggal dunia," pungkasnya.
Baca juga: Terjebak Longsor, Ibu Hamil di Mamasa Ditandu Menuju Puskesmas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.