MAKASSAR, KOMPAS.com - Aksi anarkistis yang kerap dilakukan iring-iringan rombongan pengantar jenazah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), seakan-akan sudah menjadi hal lumrah di jalan.
Baru-baru ini saja aksi anarkistis iring-iringan pengantar jenazah sudah dua kali terjadi. Bahkan salah satu korban penganiayaan merupakan anggota Brigade Mobil (Brimob) yang sedang bertugas.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?
Sosiolog dari Universitas Negeri Makassar (UNM) yakni Bahrul Amsal mengatakan, aksi anarkistis yang kerap dilakukan iring-iringan pengantar jenazah tersebut didasari dua faktor.
"Sering kali peristiwa ini didorong oleh arogansi kelompok disebabkan faktor kerumunan. Kerumunan kerap mengubah psikologi seseorang menjadi lebih berani, agresif, dan anarkistis," ucap Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNM ini kepada Kompas.com, Senin (1/4/2024).
Baca juga: Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah di Makassar Aniaya Ojek Online
Baca juga: Kronologi Anggota Polisi di Makassar Dikeroyok Pengantar Jenazah, Ditendang dan Diinjak
Bahrul menjelaskan, aksi anarkistis iring-iringan jenazah juga kerap dipicu dengan kondisi jalan yang ramai, sedangkan rombongan sedang terburu-buru dan dapat menimbulkan kesalahpahaman.
"Ditambah karena dalam Islam penyelenggaraan jenazah mesti disegerakan dikebumikan, membuat pengiring jenazah menjadi tidak sabar menghadapi kondisi jalan raya yang kerap macet dan ramai," bebernya.
Bahrul menyebutkan, ada beberapa langkah yang mesti dilakukan guna menekan aksi anarkistis tersebut.
Pertama yakni koordinasi pihak keluarga jenazah dengan petugas berwenang agar dilakukan pengawalan.
"Penting juga pihak berduka sebelum berangkat memberikan pengarahan kepada rombongan pengiring jenazah agar tertib aturan dan lebih bijak menggunakan jalan raya," ungkapnya.
Baca juga: Rombongan Pengantar Jenazah Aniaya Anggota Polisi, Awalnya Motor Korban Ditendang Pelaku
Sementara itu, Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib mengatakan, pihaknya sudah sering kali mengimbau kepada masyarakat agar menyampaikan jika membutuhkan pengawalan dari polisi.
Masyarakat, imbuhnya, bisa menyampaikan ke personel Bhabinkamtibmas di wilayah masing-masing jika hendak meminta bantuan.
"Mohon segera masyarakat untuk melaporkan kepada Bhabinkamtibmas atau Polrestabes, dan kita kawal sampai tujuan. Sehingga masyarakat dalam mengantar jenazah bisa berjalan tertib. Sehingga tidak menimbulkan ugal-ugalan dan mengutamakan ketertiban di jalan," kata dia, Minggu.
Baca juga: Viral Video Rombongan Pengantar Jenazah di Makassar Bersikap Arogan, Ini Kata Polisi
Ngajib mengatakan, sudah ada dua aksi anarkistis yang dilakukan iring-iringan pengantar jenazah.