Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butet Sebut Projo Pansos, Budi Arie: Kita Sudah Terkenal

Kompas.com - 01/02/2024, 22:57 WIB
Darsil Yahya M.,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAKASSAR,KOMPAS.com - Ketua Umum Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi merespons pernyataan Budayawan asal Yogyakarta, Butet Kartaredjasa yang menyebut Projo panjat sosial atau pansos

Diketahui, Butet menyebut Projo pansos usai dilaporkan ke polisi terkait pantunnya yang menyinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

"Enggak apa-apa biasa aja," kata Budi usai menghadiri kegiatan Literasi Digital Untuk Pemilu Damai di UpperHills Convention Hall, Makassar, Sulsel, Kamis (1/2/2024).

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu enggan menanggapi serius pernyataan Butet tersebut. Menurutnya, Projo sejak awal sudah terkenal.

Baca juga: Dilaporkan ke Polisi, Butet: Projonya Sedang Pansos

"Kalau pansos, kita sudah terkenal, ngapain ditanggapin," tutur Budi.

Budayawan asal Yogyakarta Butet Kartaredjasa dilaporkan ke Polda DIY oleh Pro Jokowi (Projo), Selasa (30/1/2024).

Butet dilaporkan lantaran dinilai menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat di Hajatan Rakyat untuk Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Alun-alun Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Laporan tersebut tertuang dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor: STTLP/114/I/2024/SPKT/Polda DIY tertanggal 30 Januari 2024. Tertulis sebagai pelapor adalah Aris Widihartanto.

Butet menanggapi laporan tersebut dengan santai. Baginya pelaporan itu hanya bentuk panjat sosial atau pansos yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu.

"Oh nggak papa karena projonya sedang pansos. Panjat sosial dari pantun saya. Ya, boleh-boleh saja semua warga bangsa ini boleh melakukan apa pun karena itu memang dijamin oleh Undang-Undang. Melaporkan saya ndak papa,"ujarnya saat ditemui di kediamannya, Bantul, DIY, Selasa (30/1/2024).

Terkait dengan pantun, Butet menjelaskan bahwa dirinya hanya menyampaikan pikiran-pikirannya dan sebagai bentuk kebebasan berekspresi yang dijamin oleh UUD 1945.

"Saya juga seorang pelukis, saya bisa mengekspresikan kebebasan saya berekspresi di kanvas di kertas secara visual dan itu dijamin oleh UUD 45 dan itu satu hal yang sewajarnya di dalam kehidupan berdemokrasi,"kata dia.

Saat disinggung soal penggunaan nama binatang pada pantunnya, Butet menjelaskan bahwa saat di panggung dia hanya bertanya kepada penonton dan dijawab oleh simpatisan yang hadir.

Baca juga: Buntut Pantun Sindir Jokowi, Butet Kertaredjasa Dilaporkan ke Polisi

"Kata binatang yang mana? Wedhus? Ha nek ngintil (mengikuti) itu siapa? Kan saya cuma bertanya pada khalayak. Yang ngintil siapa? Wedhus, berarti kan yang tukang ngintil wedhus. Tafsir aja, apa saya sebut nama Jokowi? Saya bilang ngintil kok," kata dia.

Butet menjelaskan, pantun yang dirinya buat tersebut adalah bentuk kritik kepada Presiden Jokowi. Apalagi dirinya merupakan pendukung Presiden Jokowi sejak 2014.

Sebagai bentuk kecintaannya dengan Jokowi menurutnya sudah sewajarnya untuk mengingatkan.

"Diingatkan secara sopan secara alus nggak mau dengerin. Alus nggak iso yo rodo kasar setitik. Justru karena saya itu menyayangi Jokowi maka saya mengkritik mengingatkan,"pungkasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado

Makassar
Hujan Abu Vulkanik Gunung Ruang Landa Manado, Dinas Pendidikan Diminta Liburkan Siswa

Hujan Abu Vulkanik Gunung Ruang Landa Manado, Dinas Pendidikan Diminta Liburkan Siswa

Makassar
Usut Dugaan Penyelewengan Dana Hibah, Bendahara Umum KONI Makassar Diperiksa

Usut Dugaan Penyelewengan Dana Hibah, Bendahara Umum KONI Makassar Diperiksa

Makassar
Gunung Ruang Alami Erupsi Lagi, Pemprov Siapkan 2 Tempat untuk Relokasi 300 KK

Gunung Ruang Alami Erupsi Lagi, Pemprov Siapkan 2 Tempat untuk Relokasi 300 KK

Makassar
Bawa 30 Kg Sabu dari Kaltara, Kurir Narkoba Ditangkap di Pelabuhan Rakyat Awarange Sulsel

Bawa 30 Kg Sabu dari Kaltara, Kurir Narkoba Ditangkap di Pelabuhan Rakyat Awarange Sulsel

Makassar
Terdampak Aktivitas Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Kembali Ditutup

Terdampak Aktivitas Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Kembali Ditutup

Makassar
Status Gunung Ruang Kembali Awas, Terjadi Erupsi Dini Hari Tadi

Status Gunung Ruang Kembali Awas, Terjadi Erupsi Dini Hari Tadi

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Kronologi Bocah 4 Tahun Terjebak di Mesin Cuci di Makassar, Petugas: Tak Alami Luka

Kronologi Bocah 4 Tahun Terjebak di Mesin Cuci di Makassar, Petugas: Tak Alami Luka

Makassar
Polisi Tangkap Pria yang Bakar Rumah Mertuanya di Makassar

Polisi Tangkap Pria yang Bakar Rumah Mertuanya di Makassar

Makassar
Bocah 4 Tahun Terjebak Dalam Mesin Cuci, Damkar Turun Tangan

Bocah 4 Tahun Terjebak Dalam Mesin Cuci, Damkar Turun Tangan

Makassar
Diduga Lecehkan Tiga Bocah SD, Pria di Makassar Diamuk Massa

Diduga Lecehkan Tiga Bocah SD, Pria di Makassar Diamuk Massa

Makassar
Dapat Perintah PDI-P Maju Pilkada Sulsel, Danny Pomanto Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain

Dapat Perintah PDI-P Maju Pilkada Sulsel, Danny Pomanto Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain

Makassar
Kasus Dugaan Pungli UNM, Polda Sulsel Periksa Dekan dan Staf

Kasus Dugaan Pungli UNM, Polda Sulsel Periksa Dekan dan Staf

Makassar
Damkar Makassar Kena 'Prank' Laporan Kebakaran Palsu, Sempat Kerahkan Personel dan Mobil Pemadam

Damkar Makassar Kena "Prank" Laporan Kebakaran Palsu, Sempat Kerahkan Personel dan Mobil Pemadam

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com