KOMPAS.com - Demo warga memprotes pemadaman bergilir di Kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) UID Sulselrabar di Jalan Letjen Hertasning, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), diwarnai kericuha.
Warga terlibat aksi dorong dengan aparat kepolisian yang bertugas mengamankan aksi demo.
Aksi saling dorong itu terjadi saat Warga meminta bertemu dengan pimpinan Kantor PLN UID Sulselrabar. Massa merasa dirugikan dengan kebijakan pemadaman bergilir.
Baca juga: PLN Makassar Didemo Terkait Penerapan Pemadaman Bergilir, Massa Saling Dorong dengan Polisi
"Ini rakyat menderita, kita juga bergerak dengan banyaknya keluhan warga terkait pemadaman bergilir. Kami meminta pimpinan PLN untuk menemui kami disini," ungkap Fahrul, koordinator lapangan.
Baca juga: Pemadaman Listrik Bergilir di Makassar Capai 5-6 Jam, PLN Beri Penjelasan
Menurut warga, akhir-akhir ini durasi pemadaman bergilir yang diterapkan PLN UID Sulselrabar semakin sering dan durasinya lebih kurang 5-6 jam di Kota Makassar.
Hal itu membuat warga mengeluh karena penerapan pemadaman bergilir telah ditetapkan PLN UID Sulselrabar sejak dua bulan terakhir.
Sebelumnya, PLN menerapkan penerapan bergilir lantaran efek fenomena El Nino yang membuat beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mengalami kendala tidak mampu memasok listrik.
Namun, ketika sebagian besar wilayah Sulsel sudah masuk musim penghujan durasi penerapan pemadaman bergilir yang dilakukan PLN semakin panjang.
"Pastinya kita lihat pemadaman listrik bergilir sangat berdampak bagi masyarakat kalangan bawah. Dampak ini juga yang terjadi hanya belasungkawa dari PLN, tidak bantuan sedikitpun dari PLN," kata Fahrul kepada awak media di lokasi, Selasa siang.
Seperti diberitakan sebelumnya, Aksi demonstrasi ini dilakukan aliansi mahasiswa dan masyarakat ini dimulai sekitar pukul 14:00 Wita.
Berdasarkan informasi, mereka melakukan demo lantaran menuntut ganti rugi pihak PLN yang menerapkan pemadaman bergilir dalam kurun dua bulan terakhir.
Sebelumnya, Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar Ahmad Amirul Syarif menyampaikan pihaknya minta maaf atas pemadaman bergilir yang terjadi. PLN saat ini tengah melakukan upaya untuk peningkatan pasokan listrik.
"Beberapa hari terakhir, hujan telah turun namun belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi PLTA. Teknologi modifikasi cuaca (TMC) juga masih terus dilakukan, khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA," kata Ahmad kepada Kompas.com saat dikonfirmasi.
Selain PLTA-PLTA yang sementara dipulihkan, dia mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) juga sedang dilakukan proses pemeliharaan.
"Di sisi lain, PLTU yang dimaksimalkan produksinya secara terus menerus juga perlu menjalani maintenance (pemeliharaan) sehingga manajemen beban harus dilakukan," ungkapnya.
(Penulis: Reza Rifaldi | Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.