MAKASSAR, KOMPAS.com - Selama tahun 2023, sebanyak 2.395 kasus orang tergigit hewan menularkan rabies di Sulawesi Selatan. Dari total kasus tersebut, tercatat sebanyak 6 orang meninggal dunia.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Sulsel, Ardadi ketika dikonfirmasi, Selasa (20/6/2023).
Dia mengungkapkan, sebanyak 2.395 kasus gigitan hewan penular rabies.
Baca juga: Stok Vaksin Habis, Puluhan Ribu Hewan Penular Rabies di Sikka Belum Divaksinasi
Dari total 2.395 kasus, sebanyak 2.381 kasus yang mendapatkan perlakuan cuci luka gigitan hewan penular rabies. Sedangkan 2.382 kasus yang mendapat perlakuan vaksin rabies.
"Dari jumlah 2.395 kasus, tidak diketahui berapa jumlah positif rabies. begitu juga tidak diketahui, berapa jumlah positif rabies dan berhasil selamat dari kematian, katanya.
Namun dari 2.395 kasus itu, lanjut Ardadi, sebanyak 6 orang meninggal dunia karena tertular rabies. Adapun 6 kasus rabies tersebut yakni 1 kasus di Kabupaten Sinjai, 2 dari Kabupaten Soppeng, 2 dari Kabupaten Toraja Utara, dan 1 dari Kabupaten Tana Toraja.
"Angka kematian hingga bulan Juni 2023, sebanyak 6 kasus. Pada tahun sebelumnya, terdapat 14 kasus kematian karena rabies. Mudah-mudahan tidak ada lagi tambahannya," ungkapnya.
Baca juga: Berstatus KLB, Kasus Rabies di Sikka Meluas hingga 12 Kecamatan
Ardadi berharap, penanganan kasus rabies ini terkoordinasi dengan baik dengan instansi terkait seperti Dinas Peternakan dan dokter kesehatan hewan.
"Jadi kesehatan hewan kewenangan Dinas Peternakan dan dokter hewan, sedangkan gigitan pada manusia kewenangan Dinas Kesehatan. Kerja simultan yang lebih baik, mudah-mudahan bisa menekan angka kematian karena rabies," harapnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat agar segera mencuci bekas gigitan hewan penularan rabies seperti anjing, kucing, kelelawar, dan kera. Dicmana 4 hewan ini menjadi tempat penularan rabies kepada manusia. Setiap kasus gigitan hewan penular rabies terlaporkan dan segera mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Bagi masyarakat yang terkena gigitan atau mendapat jilatan pada tubuh yang terdapat luka atau ada gigitan yang tidak terlalu serius, tapi itu sudah ada infeksi agar segera ke pelayanan kesehatan terdekat. Kalau pelayanan kesehatan jauh dari tempat tinggal, segera melakukan pencucian pada luka bekas gigitan selama 15 menit pada air mengalir untuk memastikan luka bersih dari virus," imbaunya.
Ardadi menjelaskan, penularan rabies variatif sekali pada masa inkubasinya 2 minggu hingga 2 tahun. kadang kala gejalanya tidak terlihat secara langsung dan merasa baik-baik saja, tetapi biasa 1 bulan muncul gejalanya.
"Jadi kalau punya riwayat gigitan atau jilatan anjing, segera melakukan cuci luka dan pemberian antiseptik. Apalagi kalau ada hewan itu meninggal setelah menggigit atau menjilati manusia, kemungkinan besar ada rabiesnya," jelasnya.
Ardadi menambahkan, hewan peliharaan juga harus mendapat vaksinasi secara rutin yakni anti rabies.
"Untuk mencegah penularan rabies, masyarakat bisa mengamati dan mengawasi hewan-hewan liar yang masuk di lingkungannya," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.