YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemimpin Pondok Pesantren (Ponpes) Waria Al-Fatah yang berada di Kotagede, Kota Yogyakarta, Shinta Ratri, meninggal pada Rabu (1/2/2023) pagi. Kabar ini dibenarkan oleh Manajer Program Yayasan Kebaya Rully Mallay.
Shinta rencananya dimakamkan di Kotagede pada pukul 14.00 WIB di pemakaman keluarga.
Rully mengatakan, empat hari lalu Shinta mengeluh sakit asam lambung. Lalu, Shinta dilarikan ke Rumah Sakit Hidayatullah.
"Sama dokter IGD katanya boleh pulang. Habis itu dirawat di rumah dua hari. Malamnya ngeluh. Saya datang ke sana tanya kondisinya, ternyata dalam posisi sudah seger dan bercanda ngomong, 'Saya enggak apa-apa'," katanya saat dihubungi awak media, Rabu (1/2/2023).
Saat itu Rully mengatakan kepada Shinta jika memang tidak enak badan agar beristirahat dan kunjungan dari Ponpes Surabaya untuk dijadwalkan ulang. Ia menambahkan, saat menerima kunjungan tamu dari Surabaya, kondisi Shinta tidak baik-baik saja.
"Saya putuskan sama keluarganya membawa ke RSUD Kota Yogyakarta, Senin (30/1/2023) sore. Saat itu masuk ICU terakhir, dan tadi pagi saya dapat kabarnya (sudah meninggal)," jelas dia.
Menurut Rully, mendiang Shinta tidak memiliki riwayat penyakit berat. Shinta hanya sering mengeluhkan penyakit asam lambungnya.
Shinta di mata transpuan dikenal sebagai sosok pemimpin yang membawa perubahan. Selain itu, juga menjadi salah satu tokoh pemikir transpuan, terutama dalam melanjutkan dan membawa ponpes waria Al-Fatah.
Shinta, sambung Rully, pernah mendapatkan beberapa penghargaan, salah satunya penghargaan soal keberagaman.
"Penghargaan kedua itu atas keberagaman, yang penghargaan human rights independen itu dari Inggris, kalau kedua dari Spanyol," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.