KOMPAS.com- Ilham Arief Sirajuddin (IAS) hengkang dari Partai Demokrat. Politisi senior tersebut kembali ke Partai Golkar.
IAS memilih kembali ke Golkar setelah gagal menjadi ketua Demokrat Sulsel.
Baca juga: Ilham Arief Hanya Divonis 4 Tahun Penjara, KPK Akan Ajukan Banding
Meski menang pemilihan 16 suara Musda lalu, tetapi DPP Demokrat lebih memilih Ni'matullah Erbe.
Padahal Ni'matullah hanya meraup delapan suara plus LPJ yang ditolak.
Baca juga: KPK Akan Tahan Ilham Arief Sirajuddin setelah Penyidikan Selesai
"Insya Allah pekan ini saya akan kembali ke rumah lama saya," ujar IAS, saat menjawab pertanyaan sejumlah tokoh masyarakat di sela-sela Halalbihalal di Pattallassang, Takalar, Kamis (26/5/2022).
Rumah lama yang IAS maksud adalah Partai Golkar. Partai yang pernah dia pimpin selama tiga tahun sebelum berlabuh ke Partai Demokrat.
IAS memastikan kembali ke Golkar setelah melalui perenungan panjang. Termasuk sepanjang Ramadhan.
IAS ingin kembali ke Golkar setelah paham bahwa mekanisme organisasi di internal Golkar menawarkan proses suksesi yang lebih demokratis.
Bahkan pada level penjaringan calon gubernur nanti, Golkar memiliki mekanisme yang juga Demokratis.
Politisi matang pengalaman ini juga mengungkap cerita di balik kepindahannya ke Golkar di tengah maraknya tawaran bergabung dari partai lain.
IAS mengaku Ketua Golkar Sulsel, Taufan Pawe sebagai tokoh yang pertama mengajaknya kembali ke Golkar.
Setelah membangun komunikasi lebih jauh, IAS kemudian mendapat sambutan hangat setelah sowan ke sejumlah elite DPP Golkar, terutama yang berdarah Sulsel.
Seperti Nurdin Halid, Erwin Aksa, Muhiddin, dan Supriansa.
Semangat lain didapatkan untuk bergabung Golkar dari elite lain seperti Dolly Kurnia dan beberapa sepuh Golkar di Jakarta.
"Saya berterima kasih untuk semua itu. Dan saya memang merasa seolah akan kembali ke rumah lama sendiri," tegas satu-satunya tokoh Sulsel yang sudah secara terbuka menyatakan akan maju pilgub Sulsel ini.