LUWU, KOMPAS.com - Jelang hari raya Idul Adha 1444 H, penjualan sapi kurban di sejumlah titik, di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) malah mengalami penurunan.
Pedagang Sapi kurban di Kelurahan Sabe, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Hajir mengatakan penjualan tahun ini menurun dibanding tahun sebelumnya.
“Tahun ini pembelian sedikit menurun jika dibanding tahun lalu. Padahal kami sudah siapkan stok hingga 100 ekor. Harga per ekor mulai dari Rp 13 juta, Rp 18 juta hingga Rp 25 juta, ” kata Hajir saat dikonfirmasi di lokasi, Selasa (27/6/2023).
Baca juga: Jokowi Kurban Sapi Limosin Seberat 1,2 Ton untuk Warga Sumbar
Dia menilai penurunan pembelian sapi jelang Idul Adha ini kemungkinan karena faktor ekonomi.
“Sepertinya tahun ini penghasilan masyarakat agak menurun sehingga berpengaruh terhadap daya beli sapi kurban. Kalau tahun lalu semangat berkurban cukup tinggi,” ucap Hajir.
Selain menggunakan stok lokal, dia juga mendatangkan sapi kurban di sejumlah daerah di Sulsel. Dia memastikan sapi yang dijualnya dalam kondisi sehat.
“Sapi Kurban yang kami datangkan sudah diperiksa dan dinyatakan sehat. Jadi begitu sapi kami tiba di lokasi penampungan, kami undang Dinas Pertanian dan Peternakan untuk memeriksa kesehatannya,” ujar Hajir.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Luwu menyatakan pasokan hewan kurban tahun cukup.
“Ketersediaan hewan kurban cukup di masyarakat. Ada sekitar 2.000 ekor dengan kondisi kesehatan sapi sejauh ini semuanya sehat. Tidak ada virus jembrana yang di temukan pada hewan kurban,” tutur Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Luwu, Alimus.
Dia mengatakan pihaknya juga melakukan pengawasan masuknya hewan kurban di sejumlah titik perlintasan di Kabupaten Luwu untuk mencegah masuknya virus jembrana.
“Meski virus jembrana tidak di temukan pada hewan kurban sampai saat ini. Namun kami terus menghimbau kepada para pedagang dan masyarakat dalam melakukan pembelian hewan kurban dari luar Kabupaten Luwu agar tetap selektif mengingat virus jembrana masih perlu di waspadai,” harap Alimus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.