MAKASSAR, KOMPAS.com - Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Prof Jamaluddin Jompa membantah keras adanya isu perdagangan gelar doktor di kampusnya.
Bahkan dia menegaskan, mahasiswa yang tidak pernah masuk perkuliahan dan mendapat nilai jelek telah di-drop out (DO).
"Tidak ada itu perdagangan gelar doktor di Unhas. Buktinya, mahasiswa yang tidak pernah mengikuti perkuliahan di DO pada semester lalu," tegasnya.
Baca juga: Heboh 7 Guru Besar Unhas Mengundurkan Diri, Ini Penjelasan Rektor
Hanya saja, lanjut Jamaluddin, pihak Unhas tidak serta-merta men-DO mahasiswa pascasarjana yang mengikuti perkuliahan namun beberapa nilainya jelek.
"Kita juga tidak bisa semena-mena men-DO mahasiswa, kalau hanya satu atau dua mata kuliah yang dinilainya jelek. Pastinya ada perbaikan diberikan kepada mahasiswa bersangkutan," jelasnya.
Jamaluddin menambahkan, kebijakan-kebijakan perbaikan nilai mata kuliah sesuai aturan yang berlaku.
Aturan itu pun berlaku di seluruh universitas atau perguruan tinggi di Indonesia maupun di luar negeri.
Jamaluddin menjelaskan masalah mahasiswa yang diisukan dipaksakan lulus program studi (prodi) S3 di Unhas sudah selesai. Di mana, mahasiswa tersebut di DO tanpa ada paksaan dari dekan.
"Kalau soal itu, Pak Dekan tidak mengintervensi dosen. Namun dia mencoba mempertanyakan, apa kendala dihadapi mahasiswa tersebut hingga tidak menghadiri perkuliahan dan nilainya jelek. Jadi Pak Dekan cuma mau mencarikan solusi saja, tapi kan hasil keputusannya yang bersangkutan di DO," jelasnya.
Baca juga: Sepakat Berdamai dengan Dekan FEB, Guru Besar Unhas: Bukan Berarti Kita Mengaku Salah
Sebelumnya telah diberitakan, banyak permasalahan yang terjadi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (Unhas) yang membuat 7 guru besar mengundurkan diri mengajar di Program Studi (Prodi) S3.
Salah satu guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Unhas), Prof Idrus Taba yang berhasil dikonfirmasi, Kamis (3/11/2022) mengungkapkan banyak permasalahan yang terjadi.
Namun, pengunduran diri 7 guru besar terakumulasi dari permasalahan-permasalahan yang terjadi.
Idrus mengungkapkan, salah satu permasalahan yang terjadi di antaranya adanya mahasiswa Prodi S3 yang tidak pernah mengikuti perkuliahan dan nilainya tidak mencukupi tapi dipaksakan oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis agar diluluskan.
"Persoalan mahasiswa yang dipaksakan lulus itu terjadi pada semester lalu antara Prof Haerani dan Prof Hidayanti. Kok seorang Dekan memaksakan lulus, namun nilai mahasiswanya tidak mencukupi. Persoalan itu pun berlanjut hingga ke Rektor dan tidak diluluskan. Bahkan informasinya, mahasiswa tersebut di DO (drop out)," ungkapnya.
Idrus mengungkapkan, bukan hanya persoalan itu saja yang membuat 7 guru besar mengambil sikap mengundurkan diri mengajar di Prodi S3.