MAKASSAR, KOMPAS.com – Setelah Pemerintah Pusat meniadakan honorer, Pemerintah Kota Makassar tetap masih membutuhkan tenaga mereka dan mengubahnya menjadi Laskar Pelangi, yang jumlahnya mencapai 12.891 orang.
Namun saat seleksi penerimaan, banyak masalah yang terjadi seperti guru menjadi anggota Satpol PP. Bahkan, sopir Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto tidak lulus dalam seleksi Laskar Pelangi.
Seleksi penerimaan Laskar Pelangi ini pun menuai protes dari tenaga honorer yang telah mengabdi selama puluhan tahun dan tiba-tiba berhenti bekerja.
Baca juga: Jaspel Belum Dibayar, Ratusan Tenaga Honorer RSUD Cikalongwetan Bandung Barat Mogok Kerja
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan "Danny" Pomanto yang dikonfirmasi, Jumat (11/3/2022) mengatakan, kisruh tersebut telah dia selesaikan dan menyempurnakan formasi Laskar Pelangi. Dia pun mengakui seleksi Laskar Pelangi sangatlah fair yang dilakukan tim independen.
“Sebenarnya tidak ada kisruh, berlangsung sangat fair ini penerimaan Laskar Pelangi. Buktinya, orang di rumah saya saja tidak lulus,” katanya.
Danny Pomanto mengungkapkan, kisruh penerimaan Laskar Pelangi karena ada orang sudah kerja puluhan tahun namun tidak lulus.
“Mestinya mereka jangan dijabarkan pengetahuan umum saat di tes dan harus diberikan pertimbangan. Karena mereka sudah mempunyai skill dan itu salahnya tim seleksi. Kalau administrasi sudah benar, cuma sedikit disempurnakan bagi orang-orang yang tidak mengandalkan keilmuannya. Tapi mengandalkan skilnya yang sudah lama digunakan pemerintah” jelasnya.
Danny Pomanto mengaku, dia meminta untuk dilakukan penyempurnaan. Agar para honorer yang tidak lulus di seleksi Laskar Pelangi tenang semua.
Dia pun membeberkan Laskar Pelangi yang lulus 12.800 orang, namun yang diumumkan sebanyak 12.000. Sedangkan slot gaji yang disiapkan Pemerintah Kota Makassar untuk Laskar Pelangi sebanyak 12.891 orang.
“Nah, kemarin itu yang diumumkan Cuma 12.000 orang. Jadi masih ada 891 orang. Jadi kita kembalikan ke 12.891 orang Laskar Pelangi," jelasnya.
Danny Pomanto mencontohkan salah satu kekisruan dalam penerimaan Laskar Pelangi yakni guru jadi satpol PP berdasarkan komputerisasi melihat dasar pendidikan, umur dan lainnya.
Demikian pula sebaliknya, ada anggota Satpol PP selama ini bertugas di Pemkot Makassar, malah lulus sebagai Laskar Pelangi dalam formasi guru.
“Nah kalau disempurnakan, ya tidak semerta-merta menggunakan komputer, dasar pendidikan, umur dan lainnya sehingga langsung tergeser masuk ke formasinya. Ada guru malah lulus jadi Satpol PP, demikian pula sebaliknya ada anggota Satpol PP masuk ke formasi guru. Jadi memang aneh-aneh ini saya lihat. Saya sudah bilang, tidak semua komputer yang beroperasi. Jadi saya sudah sempurnakan,” terangnya.
Baca juga: Perjuangkan Tenaga Honorer, Bupati Grobogan: Mereka Melek Teknologi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.