MAKASSAR, KOMPAS.com - Harga beras di sejumlah pasar besar di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), perlahan berangsur normal jelang bulan suci ramadhan.
Salah satunya di Pasar Tradisional Pa'baeng-baeng, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulsel, pada Kamis (29/2/2024) siang.
Salah satu pedagang beras, Daeng Nambung (36) mengatakan, harga beras menurutnya masih normal. Bahkan jenis beras premium mengalami penurunan.
Diketahui, harga beras jenis medium di Pasar Tradisional Pa'baeng-baeng mencapai Rp 14.000 per kilogram.
Baca juga: Banjir Demak dan Ancaman Terganggunya Produksi Beras...
Sedangkan, harga beras jenis premium mengalami penurunan yakni Rp 16.000 per kilogram dibandingkan beberapa hari lalu yang tembus mencapai Rp 17.000 per kilogram.
"Mungkin tidak terlalu naikji. Kalau untuk penjual itu biasa-biasaji. Masih normal dan wajar," ucap Daeng saat ditemui Kompas.com, Kamis siang.
Daeng Nambung juga tidak terlalu mempermasalahkan jika harga beras naik. Karena menurutnya hal itu dapat mensejahterakan para petani.
"Lagi pula juga kalau beras naik, untungnya juga kan makmurnya sesama petaniji, karena dimanaki (dari mana kita) ambil beras kalau bukan dari petani. Setidaknya memakmurkan juga petani," ungkapnya.
Baca juga: Banjir Demak, Potensi Kerugian Petani Capai Rp 100 Miliar
Baca juga: Beras Mahal, Petani di Demak Pungut Gabah Busuk untuk Konsumsi
Daeng Nambung juga menjelaskan kondisi pasar juga masih normal.
Dia menyebut biasanya jelang sepekan Pasar Tradisional Pa'baeng-baeng bakal ramai dikunjungi pembeli.
"Kalau untuk sementara belum terlalu ramai sih. Biasa-biasa saja. Nanti kalau satu minggu mau puasa baru banyak pembeli," bebernya.
Baca juga: Cerita Pilu Warga Demak, Gabah Simpanan Membusuk Terendam Banjir
Hal yang sama juga diungkapkan Habidin pedagang beras di Pasar Tradisional Terong, Jalan Urip Sumiharjo, Kota Makassar, Sulsel.
Pria berusia 35 tahun ini juga menjelaskan harga beras yang dijualnya masih terbilang normal
"Menurut saya, harga beras saat ini masih normal, stagnan. (Meskipun) masih bisa naik karena panen itu sekitar April. Tapi hari ini masih normal," kata dia.
Dirinya tidak menampik bahwa sempat terjadi kenaikan harga sepekan terakhir.
Hal itu kata dia karena, saat membeli ke pemasok atau petani, harganya sudah terlanjur naik.
"Harga beras sekarang tergantung dari pabrik juga. Sekarang murah tapi biasa tiga hari naik lagi, untuk hari ini masih normal," ujar Habidin.
Harga beras yang diperoleh Habidin dari pabrik Rp 16.000 per kilogram.
"Jadi kita jual di sini Rp 18.500 (per kilogram). Kalau perliter itu kena Rp 13.000," jelasnya.
Baca juga: Jokowi Minta Bulog Maksimal Serap Gabah Petani
Sementara, Direktur Reserse Kriminal Khsusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel Kombes Pol Helmi Kwarta Kusuma Rauf mengungkapkan bahwa pihaknya selalu turun ke pasar untuk meninjau kestabilan harga.
"Kemarin memang ada fenomena harga beras naik. Sudah dicek oleh Satgas pangan di semua wilayah, jangan sampai ada penimbunan," ucap Helmi dikonfirmasi wartawan, Selasa siang.
"Dari hasil pengecekan Satgas pangan Sulsel di lumbung-lumbung beras di kabupaten. Itu tidak ada gudang-gudang penimbunan," sambungnya.
Baca juga: Bulog Pekalongan Kesulitan Serap Gabah Petani di 7 Kabupaten, Ini Alasannya
Berdasarkan hasil operasi tim Satgas Pangan Polda Sulsel harga kenaikan beras beberapa pekan terakhir dipengaruhi oleh masa panen.
"Justru berkaitan dengan masa panen yang belum masuk. Iya (belum panen). Kalau memang kemudian harga sekarang ini bisa langsung ditanyakan dan dicek langsung di pasar. Tak ada lagi kenaikan harga beras itu, karena hasil komunikasi dengan Bulog itu tetap disalurkan ke pasar," tegasnya.
Helmi menyebutkan, untuk saat ini pihaknya masih terus melakukan operasi demi mencegah adanya oknum tidak bertanggung jawab yang melakukan penimbunan beras.
"Satgas pangan itu bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tidak ada yang bermain dengan memanfaatkan beras untuk mengangkat nilai. Kalau ada yang berani bermain itu, pasti kita tindak," tandasnya.
Baca juga: Mengenal Tiwul, Makanan Khas Gunungkidul Pengganti Beras, Kini Jadi Menu Diet
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.