KOMPAS.com - Baju adat menjadi identitas suatu daerah, tak terkecuali dengan baju adat Toraja.
Baju adat Toraja merupakan baju khas suku Toraja, penduduk asli Kabupaten Tana Toraja di Provinsi Sulawesi Selatan.
Nama baju adat Toraja adalah baju pokko untuk wanita dan do'doan untuk laki-laki.
Baju adat Toraja memiliki ciri khas dengan unsur-unsur budaya yang terdapat di daerah setempat. Baju adat dibuat dengan cara ditenun.
Ciri-ciri baju pokko adalah berlengan pendek dengan warna baju yang mencolok.
Warna baju pokko berupa merah, kuning, dan putih. Warna tersebut menjadi ciri khas baju pokko Sulawesi Selatan.
Baca juga: 7 Pakaian Adat Sulawesi Selatan, Ternyata Tak Hanya Baju Bodo
Warna baju pokko memiliki makna yang berbeda-beda. Jika baju pokko yang digunakan saat ada orang yang meninggal (rambu solo) berwarna hitam.
Masyarakat yang menggunakan baju pokko berwarna merah saat acara orang meninggal diartikan sebagai keturunan bangsawan.
Ciri baju do'doan laki-laki adalah menggunakan celana seppa tallung buju dan sambu. Celana seppa tallung merupakan celana dengan panjang mencapai lutut.
Baju pokko umumnya digunakan dengan beragam aksesoris, seperti manik-manik yang dikenakan di dada.
Aksesoris lainnya berupa gelang, ikat kepala, dan ikat pinggang yang disebut kandure.
Baju seppa tallung buku juga dilegkapi aksesori yang berupa kandure, lipa', gayang, dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, baju adat dapat ditambahi berbagai aksesoris moderen tanpa menghilangkan ciri khasnya.
Baca juga: Laku Tepu, Pakaian Adat Sulawesi Utara
Baju adat Toraja, baik baju pokko dan seppa, umumnya digunakan untuk acara-acara resmi.
Baju adat Toraja juga wajib digunakan oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan kantor pemerintah di Kabupaten Tana Toraja, setiap hari Sabtu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.