MAKASSAR,KOMPAS.com - Seorang siswa SMP di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami perundungan atau aksi bullying di sekolahnya.
Siswa laki-laki korban bullying itu merupakan seorang difabel atau penyandang disabilitas yang duduk di bangku kelas 2 SMP. Aksi bullying ini pun viral di media sosial.
Keluarga korban pun telah melapor kasus ini, ke polisi. Hal itu diketahui berdasarkan surat tanda bukti laporan pihak keluarga korban atas nama Hawia ke Polrestabes Makassar.
Adapun nomor laporan polisinya yakni: 1091/VI/2024/POLDA SULSEL/Restabes Mks, tanggal 13 Juni 2024.
Baca juga: Kasus Bullying Murid SMP Terjadi di Purworejo, Korban Ditampar dan Divideokan oleh Pelaku
Kepala SMP tersebut, Husain Patta membatah bullying terjadi di lingkungan sekolahnya. Menurutnya, hal itu hanya aksi lucu-lucuan yang dilakukan oleh beberapa siswa terhadap korban.
"Sebenarnya bukan bully tapi karena itu sudah diangkat ke media dan sudah viral. Sebenarnya anak-anak (siswa) yang ada dalam video itu anak-anak yang suka melucu di sekolah dan selalu menjadi sasaran ejekan, dijahili sama teman-temannya, dia (korban) kan cebol toh, kecil," kata Husain kepada awak media, Jumat (14/6/2024).
Namun, Husain menyayangkan karena dalam video yang beredar, terlihat seorang siswa terlihat menendang kepala korban.
"Yang memang tidak bisa dibenarkan dalam rekaman itu salah seorang siswa mengarahkan kakinya di kepalanya (korban)," ujarnya.
Husain mengaku telah rapat dengan guru di sekolahnya untuk menindaklanjuti kasus ini. Termasuk memanggil keluarga korban. Tapi orangtua yang merekam dan pelaku tidak sempat hadir karena berada di luar kota.
"Kesimpulan kita pertama atas keinginan orangtuanya kasus ini akan dibawa ke polrestabes untuk diproses lebih lanjut. Kedua atas keinginan orangtua, anak itu akan diambil oleh kelaurganya (pindah dari sekolahnya)," tuturnya.
Lebih lanjut, Husain mengatakan tak mengetahui pasti kapan insiden itu terjadi. Namun dari informasi yang diperoleh, kasus ini terjadi pada bulan lalu.
"Kejadiannya kami tidak tahu persis tapi info dari anak-anak itu sudah 1 bulan yang lalu, bukan baru (terjadi)," tandasnya.
Kendati demikian, pihaknya mengaku belum bisa mengambil sikap atas kasus ini karena orangtua pelaku masih berada di luar kota.
"Belum kami tindak, karena tidak bisa hadir orangtuanya karena keluar daerah sama anaknya," bebernya.
Namun Husain mengatakan, jika pelaku terbukti melakukan pelanggaran berat maka akan diberikan sanksi berat.
Baca juga: Sekolah di Bandung Barat Tak Tahu Ada Bullying Selama 3 Tahun yang Berujung Kematian
"Kalau memang pelanggarannya berat, bisa kita kasi sanksi berat, bisa saja cari sekolah lain tapi sebelum sampai ke sanksi yang berat itu ada sanksi yang ringan tidak mungkin langsung kasi saksi berat," ucapnya.
Dia pun mengaku kecolongan atas kasus bullying yang terjadi di sekolahnya. Husain berjanji ke depan bakal memperketat kepangawasan terhadap anak didiknya.
"Antisiapsinya kita pengawasan dari sekolah dengan adanya kasus ini semua guru-guru saya sudah sampaikan kita kecolongan, pengawasan kita kepada anak-anak kita," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.