MUARA ENIM, KOMPAS.com - Setelah 17 tahun menanti, Sekolah Dasar (SD) Negeri 014 Kampung 4 Desa Segamit, Kecamatan Semendo Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) akhirnya dapat teraliri listrik.
Itu setelah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) kolaborasi antara Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), alumni, dan sejumlah perusahaan mendukung proses instalasi listrik tersebut pada pekan ini.
Pada 2007, SD 014 adalah sekolah filial dengan bangunan definitif yang baru selesai dibangun pada 2021.
Baca juga: Jalan Sepanjang 31 Km di Seram Barat Maluku Puluhan Tahun Rusak Parah, PUPR: Sabar Dulu
Sebelum memiliki bangunan sendiri, siswa-siswa SDN 014 Muara Enim harus menempuh jarak 12 kilometer untuk mengikuti ujian nasional ataupun ujian semester.
Bukan hanya itu, proses belajar pun tanpa adanya listrik karena lokasi tersebut belum terpasang tower pembangkit sampai saat ini.
Kondisi tersebut berbanding terbalik, di mana wilayah Kabupaten Muara Enim adalah pemasok listrik terbesar untuk wilayah Sumatera hingga Jawa.
Baca juga: Disdikpora Kota Yogyakarta Keluarkan SOP Study Tour, Apa Saja Isinya?
Baca juga: Korsleting Listrik, 2 Rumah di Wonosobo Terbakar Rata dengan Tanah
Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) berhasil memasang Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) untuk Sekolah Dasar Negeri 014, Kampung 4 Desa Segamit, Kecamatan Semendo Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Kepala SDN 014 Muara Enim, Zulfikri mengatakan, selama tanpa listrik, metode pembelajaran tidak bisa optimal, terutama dalam hal penerapan teknologi digital.
Padahal, di era saat ini kemampuan untuk menggunakan teknologi digital dalam pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Sebab, banyak materi pendidikan yang didapat secara digital. Sementara untuk menampilkan itu, tenaga pengajar tidak bisa melakukannya karena tidak adanya jaringan listrik bahkan sinyal internet pun sulit diakses.
Alhasil, 125 siswa sekolah tersebut hanya menerima materi melalui buku pelajaran.
"Ketiadaan listrik membuat kami tidak bisa memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran. Padahal, metode ini sangat membantu dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/7/2024).
Baca juga: RSUD Nunukan Kolaps, Utang Menumpuk, Obat Habis sampai Tak Mampu Bayar Air dan Listrik
Zulfikri pun menceritakan bagaimana perjuangan mereka dalam kondisi serba terbatas. Kendati demikian, seluruh guru di SD 014 tetap memberikan pelajaran secara maksimal meski tanpa adanya aliran listrik.
Semangat para siswa, guru serta orang tua murid tetap tinggi. Ditambah lagi mereka kini telah memiliki bangunan gedung sekolah sendiri sehingga tidak perlu menempuh perjalanan dengan jarak 12 kilometer ke sekolah induk terdekat.
"Tapi walaupun sudah punya bangunan sekolah sendiri, tantangan baru adalah ketiadaan listrik,"ujarnya.