MAKASSAR, KOMPAS.com - Ismail Daeng Magading telah mengabdi selama 18 tahun sebagai relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Pria 51 tahun yang akrab disapa Daeng Magading ini, menjadi anggota Tagana Makassar sejak tahun 2006, dan masih aktif hingga saat ini.
Warga Jalan Tamangapa Raya, Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala ini pernah menjadi Koordinator Dapur Umum Tagana Makassar.
Dalam jabatan itu, Daeng Magading yang mengatur semua kebutuhan makanan para korban, mulai dari anggaran belanja hingga makanan siap disantap.
"Dananya dari Dinas Sosial, Tugas saya mengatur agar dapur aman," kata Daeng Magading kepada Kompas.com, Jumat (10/5/2024).
Menurut Daeng Magading, menjadi anggota Tagana adalah panggilan jiwa, demi kemanusiaan.
Dia mengaku ada kepuasan tersendiri -yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata- usai membantu korban bencana.
Baca juga: Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas
"Ada panggilan jiwa dan memang ada kepuasan ketika selesai membantu korban bencana jadi ada kepuasan batin tersendiri," ujar Daeng Magading.
"Kami bukan pahlawan, tapi disaat mereka mungkin membutuhkan pasti kami hadir, karena bukan hanya beri makan tapi juga motivasi," lanjut Daeng Magading.
Selama bekerja, Daeng Magading pun mengaku sangat memerhatikan makanan yang disajikan, agar para korban tak merasa mendapat makan yang asal jadi.
"Ini kan korban jangan sampai terkendala soal dana, lantas makannya asal-asalan, kami mau mereka jangan sampai mengatakan hanya dibantu asal-asalan atau seadanya saja, kami bantu sepenuh hati," tutur Daeng Magading.
Meski demikian, toh Daeng Magading kadang masih mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari oknum warga maupun RT/RW di lokasi bencana.
Dia bercerita, insiden itu -salah satunya terjadi- saat berada di suatu lokasi kebakaran, dan logistik masih ada, tapi diprotes oleh oknum RT/RW karena sisa logistik itu diberikan buat anggota Tagana lainnya.
"Saya bilang ini bukan bantuan, ini logistik yang mau dihabiskan untuk di dapur dan saya sampaikan bahwa teman-teman juga tidak ada digaji dan tidak menyalahi," sebut Daeng Magading.
Baca juga: Cerita Relawan Tagana Sahrul Mustofa, Mengabdi untuk Kemanusiaan Jadi Panggilan Jiwa
"Tugas saya seperti itu memberikan pemahanan jadi mengatur agar dapur aman dari provokasi warga," sambung Daeng Magading.