Puncak Arus Mudik, 3.000 Pemudik Turun di Pelabuhan Murhum Baubau

BAUBAU, KOMPAS.com - Sekitar 3.000 pemudik yang menggunakan tiga kapal pelayaran nasional indonesia (Pelni) turun di Pelabuhan Murhum Baubau, Sulawesi Tenggara, Jumat (5/4/2024) 

Mayoritas pemudik yang turun dari kapal Pelni ITU merupakan pemudik dari arah bagian Indonesia Timur.

“Hari ini ada tiga kapal yang masuk, KM Tidar, KM Umsini, dan KM Nggapulu. Puncak arus mudik sudah terjadi sejak kemarin,” ujar Kepala Operasional PT Pelni Cabang Baubau, Andi Ramdan, kepada Kompas.com, Jumat (5/4/2024). 

Baca juga: Skenario One Way di Jateng Diberlakukan Pukul 21.30 WIB, Sterilisasi Mulai Dilakukan

Ia menambahkan, kapal KM Tidar sandar sekitar pukul 02.00 Wita dari Makassar dengan 1.900 penumpang. 

Kemudian sekitar pukul 08.00 Wita, KM Umsini dari Maumere, Papua, sandar di pelabuhan Murhum dengan 115 penumpang. 

“Ini KM Nggapulu dari Ambon sandar di pelabuhan petang tadi, itu penumpang yang turun sebanyak 1.600 penumpang,” katanya lagi.

Baca juga: Jadi Titik Rawan, Pemudik Dapat Mampir di Posko Mudik Gombel Semarang, Ada Fasilitas Pijat Gratis

Harga tiket yang terjangkau

Menurutnya puncak arus mudik di pelabuhan Murhum sudah mulai terjadi sejak beberapa hari terakhir, penumpang yang turun dan mayoritas penumpang dari bagian Indonesia Timur. 

Sementara itu, seorang penumpang, Dian mengaku merantau dari Ambon dan pulang ke kampungnya di Kabupaten Buton menggunakan KM Nggapulu. 

“Saya datang bersama keluarga, kita pulang kampung semua lebaran di kampung. Ini satu-satunya kapal terakhir yang dari Ambon sebelum lebaran, jadi kami naik kapal ini,” ucap Dian. 

Di tempat yang sama, seorang penumpang lain, Yanti, juga memilih pulang naik kapal laut karena harga tiket yang terjangkau. 

“Saya kalau pulang dengan menggunakan pesawatnya biayanya sangat tinggi, apalagi dari Ambon dan satu keluarga, jadi kami memilih naik kapal KM Nggapulu saja dari Ambon,” tutur Yanti. 

Baca juga: Catat, Ini Jalur Mudik Rawan Macet dan Minim Penerangan di Kebumen Jawa Tengah