Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Sungai Lamasi Luwu Jebol, Puluhan Rumah Terendam

Kompas.com - 05/07/2024, 19:11 WIB
Amran Amir,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

LUWU, KOMPAS.com – Akibat tanggul sungai Lamasi di Desa Kendekan, Kecamatan Walenrang Timur, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan jebol, puluhan rumah warga terendam.

Camat Walenrang Timur, Nanang Irawan mengatakan, dampak dari jebolnya tanggul tersebut, tak hanya merendam puluhan rumah warga tetapi juga ratusan hektar sawah dan perkebunan ikut terendam.

Baca juga: Patahuddin-Muh Dhevy Bijak Pawindu Nyatakan Berpasangan pada Pilkada Luwu

“Ada sekitar 60 KK yang rumahnya terendam banjir, selain itu ratusan hektar persawahan dan perkebunan ikut terendam. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” kata Nanang Irawan, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (5/7/2024).

Nanang melanjutkan, ada 3 desa yang terdampak akibat meluapnya sungai Lamasi yakni Desa Seba-seba, Desa Kendekan dan Desa Taba.

Pihaknya meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, segera mengatasi jebolnya tanggul di Desa Kendekan.

"Sungai Lamasi ini selalu jebol, sekarang ada sekitar 8 titik sebagian sementara diperbaiki tapi di bagian seberang sungai lagi yang jebol. Ini yang buat terendam permukiman warga di Desa Kendekan," ucap Nanang Irawan.

"Tanggul sungai Lamasi ini memang perlu penanganan khusus dari Balai Besar Sungai Pompengan. Pemkab Luwu sudah koordinasi, tinggal ditunggu aksi selanjutnya," tambah Nanang Irawan.

Baca juga: Tanggul Sungai Lamasi di Desa Kendekan Luwu Jebol, 3 Desa Terdampak, Petani Terancam Merugi

Sebelumnya diberitakan, hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Sungai Lamasi, membuat sungai tersebut meluap. Meluapnya Sungai Lamasi dipicu tanggul jebol di Desa Kendekan, Kecamatan Walenrang Timur, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sejak Rabu (3/7/2024) pagi.

Sebanyak tiga desa terdampak akibat luapan Sungai Lamasi. Warga Kendekan, Petrus (42) menuturkan, tanggul yang jebol sudah terjadi sejak 2 pekan lalu dan saat ini tanggul tersebut semakin lebar tergerus air.

“Waktu pertama jebol hanya sekitar 3 meter, sekarang sudah 10 meter, kalau tidak segera dibenahi maka akan melebar bisa sampai puluhan bahkan ratusan meter,” kata Petrus, saat dikonfirmasi, Jumat (5/7/2024) siang.

Sementara petani sawah, Rasmidin (42) mengatakan, ada ratusan hektar lahan persawahan yang baru saja ditanami padi terendam di 3 desa.

“Kami ini baru saja menanam, ada yang 3 minggu, 2 minggu ada juga yang baru saja menghambur benih jadi biasanya kalau banjir seperti ini sukar untuk tumbuh karena mati membusuk,” tutur Rasmidin.

“Kalau sudah begini kami merugi, apalagi sekarang harga benih atau bibit padi mahal. Bantuan benih dari pemerintah ada, tapi tidak cukup karena terbatas, kadang dikasi 20 kilogram untuk setengah hektare, kadang 50 kilogram satu hektare. Kalau bisa mohon kami ini petani diperhatikan dan dibantu,” tambah Rasmidin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Tak Lolos PPDB, Puluhan Orangtua Siswa Mengadu ke Dinas Pendidikan Baubau

Anak Tak Lolos PPDB, Puluhan Orangtua Siswa Mengadu ke Dinas Pendidikan Baubau

Makassar
Demo Tolak Tapera di Makassar Ricuh, Satu Polisi Luka dan 6 Mahasiswa Diamankan

Demo Tolak Tapera di Makassar Ricuh, Satu Polisi Luka dan 6 Mahasiswa Diamankan

Makassar
Mencekamnya Longsor Tambang Emas di Gorontalo, Penambang: Batu dan Tanah Runtuh

Mencekamnya Longsor Tambang Emas di Gorontalo, Penambang: Batu dan Tanah Runtuh

Makassar
Hari Pertama Masuk Sekolah, SMPN 5 Angkona Luwu Timur Terendam Banjir

Hari Pertama Masuk Sekolah, SMPN 5 Angkona Luwu Timur Terendam Banjir

Makassar
Update Korban Longsor Tambang Emas Tradisional Gorontalo, 10 Orang Tewas dan 22 Dievakuasi

Update Korban Longsor Tambang Emas Tradisional Gorontalo, 10 Orang Tewas dan 22 Dievakuasi

Makassar
Tak Terima Adik Dipukul, Pria di Palopo Aniaya Tetangga Pakai Gunting

Tak Terima Adik Dipukul, Pria di Palopo Aniaya Tetangga Pakai Gunting

Makassar
Asrama Mahasiswa Dompu di Makassar Diduga Dibakar OTK, Polisi: Masih Selidiki Pelaku dan Motifnya

Asrama Mahasiswa Dompu di Makassar Diduga Dibakar OTK, Polisi: Masih Selidiki Pelaku dan Motifnya

Makassar
Update Longsor Terjang Tambang Rakyat di Gorontalo, 10 Orang Tewas dan Belasan Dilaporkan Hilang

Update Longsor Terjang Tambang Rakyat di Gorontalo, 10 Orang Tewas dan Belasan Dilaporkan Hilang

Makassar
100-an Orang Dikerahkan untuk Cari Korban Longsor Tambang Emas Tradisional di Bone Bolango

100-an Orang Dikerahkan untuk Cari Korban Longsor Tambang Emas Tradisional di Bone Bolango

Makassar
Longsor di Kawasan Tambang Tradisional Bone Bolango, 10 Orang Tewas, Belasan Lainnya Masih Pencarian

Longsor di Kawasan Tambang Tradisional Bone Bolango, 10 Orang Tewas, Belasan Lainnya Masih Pencarian

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Senin 8 July 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Senin 8 July 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Kisah Kuli Pengangkut Gula Asal Desa Terpencil di Sulsel Lulus Polisi, Sempat Dihina karena Kurang Mampu

Kisah Kuli Pengangkut Gula Asal Desa Terpencil di Sulsel Lulus Polisi, Sempat Dihina karena Kurang Mampu

Makassar
Longsor 2 Titik di Luwu Sulsel, Satu Desa Terisolasi

Longsor 2 Titik di Luwu Sulsel, Satu Desa Terisolasi

Makassar
Update, 6 Kecamatan di Luwu Terendam Banjir, Mana Saja?

Update, 6 Kecamatan di Luwu Terendam Banjir, Mana Saja?

Makassar
Api Lahap 4 Rumah di Kompleks YPKT Toraja Utara, Uang Kas Ratusan Juta Rupiah Ludes Terbakar

Api Lahap 4 Rumah di Kompleks YPKT Toraja Utara, Uang Kas Ratusan Juta Rupiah Ludes Terbakar

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com