MAKASSAR, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan tengah mempertimbangkan pembukaan sekolah tatap muka secara bertahap.
Pembukaan sekolah tatap muka ini dikhususkan bagi siswa kelas XII jenjang SMA/SMK.
Kebijakan itu mendapat penolakan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar.
Pasalnya, saat ini jumlah kasus Covid-19 di Sulsel dianggap masih tinggi sehingga membahayakan bagi anak-anak yang mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.
Baca juga: Tawuran 2 Kelompok Pemuda di Makassar, Polisi Sita Katapel, Anak Panah, hingga Parang
Ketua IDI Kota Makassar, dr Siswanto Wahab mengatakan, apa pun alasannya tetap harus dibicarakan dan dipertimbangkan kebijakan sekolah tatap muka yang akan dilaksanakan.
“Kita bicara fakta di mana positive rate 38,16 persen di Indonesia. Artinya 10 orang dilakukan testing swab PCR akan ada empat orang positif. Standar WHO hanya 5 persen. Selain itu, angka Covid-19 Provinsi Sulawesi Selatan masih masuk 5 sampai 7 tertinggi di Indonesia dan Makassar sebagai epicentrum,” kata Siswanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/2/2021).
Atas dasar itu, lanjut Siswanto, IDI Makassar menolak kebijakan tatap muka baik secara bertahap atau sekaligus.
“Siapa yang mau bertanggung jawab jika anak-anak kena Covid-19. Anak-anak bisa terpapar di sekolah, bisa kena saat pergi atau pulang ke sekolah. Setelah itu membawa virus ke keluarga, dampaknya terjadi klaster sekolah serta meninggi lagi klaster keluarga,” bebernya.
Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Perairan Selat Makassar dan Teluk Bone
Siswanto menegaskan, IDI Kota Makassar mendukung pernyataan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dikeluarkan pada akhir 2020.
IDAI meminta belajar tatap muka ditunda hingga seluruh guru dan peserta didik divaksin Covid-19.
“Setelah itu kita masuk kepada pendidikan disiplin hidup bersih sehat, penerapan protokol kesehatan dari rumah hingga ke sekolah. Termasuk mempersiapkan kebutuhan penunjang kesehatan anak seperti masker, bekal makanan dan air minum, pembersih tangan, hingga rencana transportasi harus steril,” sebut Siswanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.