Salin Artikel

Mahasiswa Makassar Demo 1 Tahun Prabowo-Gibran, Kritik Masalah MBG hingga BBM

MAKASSAR, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa dari berbagai aliansi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menggelar unjuk rasa memperingati satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran, Senin (20/10/2025).

Aksi digelar di dua titik, yakni di pertigaan Jalan A P Pettarani dan Jalan Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, aksi unjuk rasa dimulai sekitar pukul 15.30 Wita.

Para mahasiswa membakar ban bekas dan memblokade jalan lintas provinsi menggunakan truk kontainer, menyebabkan kemacetan panjang hingga dua kilometer.

Sementara itu, aparat kepolisian tampak berjaga dan mengatur lalu lintas di lokasi aksi untuk mencegah kemacetan semakin parah.

Soroti MBG hingga BBM

Dalam orasinya, mahasiswa menyoroti berbagai persoalan selama masa pemerintahan Prabowo-Gibran.

Salah satunya adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mereka nilai tidak efisien karena pengelolaannya dinilai buruk dan berpotensi menjadi ladang korupsi.

“Kita lihat program MBG sudah banyak memakan korban keracunan, para korban merupakan anak-anak penerus bangsa. Kami yakin program ini menjadi lahan hanya untuk mengambil keuntungan tanpa memikirkan utamanya kesehatan,” ucap salah satu orator melalui pengeras suara.

Selain itu, para mahasiswa juga menyinggung persoalan distribusi bahan bakar minyak (BBM) yang disebut sarat praktik mafia dan penimbunan.

“Di sektor bahan bakar kita lihat pemerintahan Prabowo-Gibran seolah-olah tutup mata dengan banyaknya kasus kelangkaan dan dugaan penimbunan BBM. Ini tidak ada kejelasan,” ungkapnya.

Belum Pro Sektor Pendidikan

Jenderal Lapangan (Jendlap) PMII UIN Alauddin Makassar, Awal Nugraha, mengatakan pemerintahan Prabowo-Gibran belum menunjukkan keberpihakan terhadap sektor pendidikan.

“Sekarang pendidikan itu dijadikan sebagai kebutuhan yang sekunder. Nah tentu kita berharap besar bagaimana rezim Prabowo-Gibran ini benar-benar memperhatikan pendidikan dan menentukan kesejahteraan guru,” ujar Awal.

Ia juga menyoroti banyaknya kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang belum dituntaskan.

“Kita juga mengangkat banyaknya kasus kriminalisasi terhadap aktivis dan jurnalis. Itu yang kita tuntut kepada rezim Prabowo-Gibran. Semoga bisa menyelesaikan baik dari pelanggaran HAM masa lalu sampai dengan isu pelanggaran HAM yang beberapa bulan kemudian terjadi,” katanya.

Mereka menuntut agar pemerintahan segera melakukan evaluasi besar-besaran agar program yang dijalankan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Kami meminta presiden dan wakilnya melakukan evaluasi besar-besaran di berbagai sektor. Paling penting, utamakan pendidikan, bukan MBG,” ujar salah satu peserta aksi.

https://makassar.kompas.com/read/2025/10/20/164327978/mahasiswa-makassar-demo-1-tahun-prabowo-gibran-kritik-masalah-mbg-hingga

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com