Salin Artikel

Disambut Tarian Perang dan Genderang Adat, Menteri Fadli Zon Jalani Prosesi Mopotilolo di Gorontalo

GORONTALO, KOMPAS.com - Menteri Kebudayaan Fadli Zon disambut dengan prosesi adat Mopotilolo setibanya di Bandar Udara Djalaluddin Tantu, Kabupaten Gorontalo, Rabu (15/10/2025).

Ritual penyambutan yang penuh makna ini menandakan pejabat negara tersebut memperoleh restu dari masyarakat adat Gorontalo dan bebas bertugas di wilayah tersebut.

Prosesi ini secara khusus disiapkan bagi pejabat negara yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di Bumi Gorontalo.

Dikutip dari keterangan resmi Kominfo Gorontalo, suasana penyambutan berlangsung khidmat. Pemangku adat U Duluwo Limo Lo Pohalaa memimpin prosesi, diiringi tabuhan dan tarian perang khas Gorontalo.

Ritual Adat dari Lima Wilayah

Ketua Lembaga Adat Gorontalo, Abdullah Paneo, menjelaskan Mopotilolo merupakan tradisi penyambutan tamu negeri.

“Adat Mopotilolo adalah adat penyambutan tamu negeri yang baru pertama kali mengunjungi daerah kami, menyuguhi uang adat dengan jumlah tertentu dalam pomama atau kotak sirih pinang,” kata Abdullah Paneo dihubungi melalui telepon, Rabu (15/10/2025).

Para pemangku adat mengenakan baju warna adat, mengenakan penutup kepala yang disebut payungo, dan melingkarkan sarung di pinggang.

Setiap langkah rombongan Menteri diiringi sastra lisan Tujai yang berisi nasihat dan petuah dalam bahasa Gorontalo, dilantunkan suara tujai dengan iringan genderang.

Sesaat setelah Fadli Zon turun dari pesawat, tabuhan hantalo atau genderang adat dan tarian Longgo yang dikenal sebagai tarian perang khas Gorontalo, mengiringi kedatangan rombongan.

Para penari memegang banggo, senjata tradisional, yang dimainkan seiring dengan iringan tabuhan genderang.

Penutupan dengan Prosesi Restu Mongabi

Prosesi berlanjut hingga di ruang VIP bandara. Di tempat ini, Mopotilolo diawali dengan penyerahan persembahan adat, penyuguhan kue adat, hingga doa bersama untuk keselamatan rombongan.

Ritual kemudian ditutup dengan prosesi mongabi. Ini merupakan pernyataan resmi dari tokoh adat bahwa tamu yang disambut telah mendapat restu untuk berkunjung ke daerah ini.

Fadli Zon, yang disambut Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, terlihat sangat berkesan dan menghargai prosesi adat yang dijalani.

Filosofi Adat Mopotilolo

Abdullah Paneo menjelaskan filosofi di balik upacara adat Mopotilolo ini.

“Makna Tilolo adalah tamu diterima dan dihargai dalam lingkungan Adat Gorontalo, sehingga sangat wajar diberikan penghormatan kepadanya, juga menjaga hubungan yang baik dan keterbukaan antara penerima dan yang diterima,” ungkap Abdullah Paneo.

Abdullah Paneo menjelaskan bahwa mopotilolo juga bisa diberikan pada saat akan pelaksanaan acara adat penuh yangg dihadiri Tauwa atau Wuleya lo lipu (pemimpin negeri) sebagai bentuk penghargaan kehadiran mereka dalam hajatan adat.

Agenda Kunjungan Menteri Kebudayaan

Dalam kunjungan kerjanya ke Gorontalo, Menteri Kebudayaan Fadli Zon memiliki agenda padat terkait pelestarian budaya dan sejarah.

Fadli Zon dijadwalkan meninjau Kantor Balai Pelestarian Kebudayaan Gorontalo, mengikuti dialog kebudayaan dengan akademisi dan pegiat budaya, meninjau Cagar Budaya Benteng Otanaha, mengunjungi Museum Popa-Eyato, makam Pahlawan Nasional Nani Wartabone, serta meninjau festival masyarakat Bajau di Timauta Kabupaten Boalemo.

https://makassar.kompas.com/read/2025/10/15/175359578/disambut-tarian-perang-dan-genderang-adat-menteri-fadli-zon-jalani-prosesi

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com