Kebakaran terjadi pada Selasa (23/9/2025) dan melibatkan lima unit rumah semi permanen yang hangus terbakar akibat serangan bom molotov saat dua kubu pemuda terlibat bentrokan.
Salah satu warga yang terkena dampak, H. Sultan (60), mengatakan bahwa ia bersama istri dan kedua anaknya kini mengungsi ke rumah kerabat.
"Sementara mengungsi dulu ke rumah keluarga. (Sekarang) sisa motor saya ambil," ujarnya.
Sultan menjelaskan bahwa tawuran antarwarga sudah sering terjadi, namun dalam skala kecil dan cepat mereda.
Namun, beberapa hari terakhir, intensitas tawuran meningkat, bahkan melukai warga yang tidak bersalah.
"Sebelum rumahnya terbakar, sekitar pukul 14:00 Wita, tawuran skala kecil sempat terjadi melibatkan beberapa bocah dari Jalan 148 dan Jalan Layang," tambahnya.
Ia mengaku telah menghubungi Polsek Tallo saat tawuran terjadi, namun tidak ada yang mengangkat telepon.
"Awalnya masih anak-anak yang terlibat perang. Begitu lama-lama tambah banyak," ungkap Sultan.
Pada pukul 15:00 Wita, tawuran semakin memanas, di mana massa dari kedua kubu mulai berkumpul dan saling serang dengan senjata tajam hingga bom molotov.
Sultan juga mengeluhkan lambannya respons dari pihak kepolisian terkait laporan masyarakat mengenai tawuran yang kerap terjadi.
"Dari kemarin ini, satu mobil habis (terbakar). Tapi tidak ada respons di sini Polsek. (Polisi) menonton di jembatan. Jelas ada pembiaran," imbuhnya.
Ia berharap agar aparat dan pemerintah segera menyelesaikan konflik ini sebelum menimbulkan korban jiwa lebih banyak.
Senada dengan Sultan, Ani juga mengeluhkan dampak tawuran terhadap anak-anak di wilayah tersebut.
"Anak-anak terlambat terus pergi sekolah, karena begadang, siaga nanti ada menyerang rumah. Dulu kalau perang, datang polisi sudah aman. Sekarang solusinya tidak ada, kita melapor setiap hari, kadang saya pergi ke kantor polisi tapi tidak ada solusi," keluhnya.
Ia menceritakan bahwa pada Senin (22/9/2025) malam, segerombolan pelaku melakukan provokasi dan merusak properti warga.
"Banyak menyerang, yang terbakar motorku sama motornya suamiku," ujarnya.
Sarifah menduga bahwa para pelaku menggunakan bensin dan bom molotov untuk membakar motornya.
"Tidak ada orang-orang waktu membakar jadi bebas. Jualan baksonya juga ini tetangga dirusak. Kosong karena orang-orang sudah istirahat," ungkapnya.
Aksi tawuran antarwarga di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, telah berlangsung selama kurang lebih lima hari berturut-turut, menyebabkan kerusakan pada berbagai fasilitas milik warga, termasuk dua unit motor, satu mobil, dan rumah semi permanen yang terbakar habis.
Selain itu, empat warga juga mengalami luka akibat anak panah busur yang dilontarkan oleh para pelaku tawuran tersebut.
Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana mengatakan, aksi tawuran antarwarga yang terjadi di Makassar selama empat hari terakhir diduga terorganisasi dan didanai oleh pihak tertentu.
Arya mengungkapkan bahwa para pelaku tawuran menggunakan berbagai alat yang cukup memadai, termasuk petasan senilai jutaan rupiah dan senapan angin.
"Kami petakan siapa saja aktor intelektual, karena ini tidak mungkin tidak ada yang membiayai. Petasan itu nilainya Rp 1 juta dan satu hari bisa ditembakkan sebanyak 20 kali, berarti Rp 20 juta. Senapan angin ini juga dapatnya dari mana, kami masih mendalami," kata Arya saat dikonfirmasi pada Selasa (23/9/2025).
https://makassar.kompas.com/read/2025/09/24/054512378/rumah-terbakar-dan-mengungsi-akibat-tawuran-5-hari-warga-makassar-lapor